SEÑORITA ✔️

37. Somewhere Only We Know

A/N : Ini adalah chapter terakhir dari Senorita.

Selamat membaca teman-teman dan Dirgahayu ke-75 Indonesiaku.

Jerome menghabiskan malam dengan mendengarkan cerita hidup Arabella. Gadis bermata biru itu memberitahu Jerome kalau selama ini ia tinggal di Belanda. Kwon Jiyoung lah yang mengirimnya ke sana, setelah luka di kakinya sembuh dan ia bisa berjalan normal.

Di tempat itu, ia tinggal bersama Kwon Jiyoung dan beberapa orang pelayan. Kwon Jiyoung memang tidak lagi menyiksa Arabella secara fisik, namun dia melakukan hal yang lebih buruk. Kwon Jiyoung memperkosa Arabella hingga akhirnya dia hamil dan melahirkan seorang anak perempuan, dua tahun lalu.

Saat ini anak itu berada di Belanda, di bawah pengawasan orang-orang suruhan Kwon Jiyoung. Kedatangan Arabella ke Inggris, juga murni hanya untuk bertemu dengan Jerome. Dan setelah itu, ia dan Kwon Jiyoung akan terbang kembali ke Belanda.

Tidak ada yang membenci seorang Jerome lebih dari Jerome membenci dirinya sendiri. Fakta bahwa Arabella sempat mengandung anak dari orang paling brengsek yang pernah ia kenal, membuat Jerome merasa menjadi orang paling gagal di muka bumi.

Jerome tidak bisa membayangkan beratnya beban kehidupan yang dimiliki oleh Arabella selama ia tinggal bersama Kwon Jiyoung. Meski Arabella bersikeras bahwa Kwon Jiyoung tidak lagi melakukan kekerasan fisik, namun itu bukan berarti dia tidak akan melakukannya di masa depan.

Terlebih lagi, sekarang Arabella memiliki seorang anak yang dimonopoli oleh Kwon Jiyoung. Hal itu secara tidak langsung mengikat Arabella pada kaki Kwon Jiyoung,  dan membuat dia tidak bisa pergi kemanapun.

" ... The past is in the past. Saat ini aku hanya berpikir untuk membuat Lia bahagia," ucap Arabella. Lia adalah nama anak perempuan Arabella.

Camilia Knight, sebuah nama yang sangat cantik.

"Membuat Lia bahagia dengan Kwon Jiyoung? Kau gila?"

"Kau tidak mengerti. Jiyoung memperlakukan Lia dengan sangat baik."

"Bullshit. Dia gila, Bell. Jika dia mau, dia bisa membunuh anakmu tanpa berpikir dua kali.

"Ya! Maka dari itu aku harus selalu ada untuk Lia. Aku harus memastika kalau anakku baik-baik saja."

Jerome mengucap wajahnya kasar. Informasi ini benar-benar tidak mudah diterima oleh otaknya.

"Jerome, aku tahu kau sangat menyayangiku. Namun, saat ini, kau harus mencari kebahagiaanmu sendiri. Jangan khawatirkan aku lagi. Aku jauh lebih kuat dari yang kau pikir. Lia adalah sumber kekuatanku sekarang."

Jerome hanya diam, tidak menjawab  atau pun menatap gadis yang ada di sampingnya.

"Lia adalah segalanya bagiku. Aku tidak bisa pergi denganmu, dan meninggalkannya sendiri. Maafkan aku," Arabella kembali mengucapkan alasannya untuk menolak Jerome. Penolakan itu, secara tidak langsung menggariskan batas tak terlihat antara Jerome dan Arabella.