Holaa...
Selamat siang... Semoga harimu menyenangkan...
Sudah lama gak lanjutin cerita Laura, Bian, Vano, dan cast lain yang belum pada muncul.
Memang authornya labil, hiatus mulu menggarap story 'Till padahal sudah banyak yang baca 😗.
Sedih... Karena tokoh di story 'Till sudah pada ngamuk karena minta dilanjutin, author bilang sabar...
Dan hari ini kembali diteror... Mau gak mau author harus update dikit... Dikit banget...
🎵🎵🎵Sambil dengerin lagu Andmesh-Nyaman. Bayangkan kamu menjadi Laura🎵🎵🎵
****Till*
Laura bergegas turun dari ojek setelah mengembalikan helm dan membayar ongkos. Rintik hujan mulai menetes ke tanah, menguarkan bau basah yang khas.
Ia bergegas masuk melewati pagar dan berjalan dengan cepat ke arah pintu utama. Mengeluarkan kunci yang disimpan di kantong terkecil tas ranselnya.
Pintu hendak dibuka, saat organ pendengarnya menangkap sebuah panggilan dari arah sebaliknya.
"Permisi... Apakah rumah Laura Hanna?"
Tanya seorang lelaki yang nampak seperti kurir. Sebab tak jauh dari tempatnya berdiri, terparkir sebuah motor yang mengangkut barang yang dibungkus rapi.Laura berbalik arah, lantas mendekati sang kurir yang membawa sebuah kotak tanpa bungkusan paket seperti biasanya, bersampul coklat dengan lakban di beberapa bagian. "Saya Laura Hanna. Kenapa pak?"
Pak kurir itu menghembuskan napas lega, "Syukurlah kalau benar. Saya sudah kesini dua kali, tapi tidak ada orangnya. Takut salah alamat, mba." Beliau menjelaskan seraya menyerahkan kotak itu pada Laura. Kemudian dia meminta tanda tangan sebagai tanda serah terima telah menjalankan tugas.
"Terimakasih mba."
"Terimakasih juga pak."
Lantas dibawanya kotak itu bersamaan dengan tas ransel yang tergeletak di depan pintu masuk ke dalam rumah. Setelah mengunci rapat, ia langsung membaringkan tubuh di sofa tengah berhadapan dengan TV.
Matanya tertuju pada kotak itu. Penasaran darimana kotak itu berasal. Seingatnya, Laura tidak ada memesan barang apapun yang akan diantarkan melalui paket. Juga keluarganya tidak ada memberitahukan sebelumnya mengenai barang yang ketinggalan dan cukup penting untuk dikirimkan saat itu juga. Aneh.
Kotak polos berwarna gold tanpa hiasan apapun. Hanya tertera nama yang lengkap dengan alamat rumah, tanpa identitas pengirim. Semakin dibuat penasaran, ia pun membuka kotak itu.
Kotak berukuran cukup besar berisi sebuah pigura yang terbuat dari kayu. Lalu dengan dilapisi kaca tertulis nama dengan susunan stik es krim. Melihat itu seakan mengingatkannya pada seseorang yang rajin mengumpulkan stik hanya sebagai koleksi. Orang yang rajin memberi es krim, namun menagih agar stik yang tersisa menjadi miliknya.
Diangkatnya pigura itu, saat sebuah amplop melayang jatuh ke dasar kotak. Amplop putih tanpa hiasan, namun menyimpan sebuah ungkapan yang mencengangkan. Foto dirinya dari balik balkon kamar di lantas atas yang tengah melambai pada Tante Nay saat akan pergi bekerja. Laura tentu masih ingat kejadian yang baru beberapa hari berlalu.
YOU ARE READING
'TILL
Romance"PROMISE NEVER LEAVE YOU" ♡♡ Sebuah kisah tentang empat orang yang ditakdirkan untuk bertemu di Surabaya. Disaat penantian, cita-cita, dan kebodohan masa lalu berbuah manis menjadi 'C.i.n.t.a'. Rasa cinta yang hadir sebagai sebuah rasa karena sudah...