Holaaa...
Selamat pagi, siang, malam
Semoga suka dengan part terbaru 'Till dibawah ini, ya😁😁😁
Sambil dengerin lagu Andmesh-Hanya Rindu
~~~~
🎵🎵🎵"Pagi Bian!" Sapa suara lembut Alina, ketika mengetahui anak lelakinya muncul dari tangga.
Bian dengan penampilan acak-acakan dan muka bantalnya lantas menghampiri wanita yang tengah memasak nasi goreng udang itu. Sebuah pelukan ia berikan pada Alina dari arah belakang. Sesaat kepala Bian ditenggelamkan ke dalam bahunya. Menghirup aroma tubuh wanita yang telah melahirkannya itu bisa membuat perasaannya lebih hangat.
"Mama kapan datang?"
"Tadi malam." Jawab Alina singkat, masih dengan kesibukannya memasak. Alina berusaha bergerak lebih leluasa untuk menyelesaikan masakan yang dibuat, sementara Bian masih betah memeluknya.
"Ian, lepasin mama dong. Mama mau buru-buru, harus ke kantor lagi." Pinta Alina dengan sangat.Bian mendengus, lantas melepaskan pelukan yang sebetulnya enggan tuk dilakukan. Mengingat baru kali itu lagi ia bertemu dengan Alina, mamanya itu terlalu sibuk dengan urusan negara daripada bertemu keluarga. Walaupun seringkali Alina memberi pengertian bahwa itu semua dilakukannya untuk masa depan keluarga.
Sementara Bian sendiri sangat jarang bertemu dengan Alina dalam sebulan, mungkin hanya hitungan hari. Kesepian jelas dirasakan Bian, terlebih lagi ia keseringan ditinggal sendiri di rumah dengan pembantunya yang sudah sepuh, sedangkan kedua orang tua dan kakanya, Vano memiliki kesibukan masing-masing.
"Hari ini kan Sabtu, Ma. Gak bisa libur sehari?"Alina mengulum senyumnya, "Gak bisa, Sayang. Nanti kita cari waktu ya!" Janji Alina yang hanya ditanggapi dengan diam dalam ketidakpercayaan. Percuma saja berjanji, jika tidak pernah ditepati.
Bian beralih pada lemari pendingin di sudut ruangan, mengambil gelas dan menuangkan jus apel yang tersimpan di sebuah botol. Meneguknya hingga habis. Setelah itu ia mengambil kursi di depan pantry berhadapan dengan mamanya yang masih sibuk memasukkan berbagai bahan masakan untuk melengkapi sarapan.
"Mama kemana lagi habis ini?"
"Mau ke Jember, liat perkembangan panti asuhan yang baru dibangun."
"Jember?" Tanyanya tak percaya. "Berarti gak bisa sehari aja disana?"
Alina menggeleng, "Rencananya mau dua hari. Senin baru pulang." Alina mengambil piring saji, kemudian menyendokkan nasi goreng beberapa kali sampai memenuhi piring itu. Lantas meletakkannya di hadapan Bian. "Sudah jadi. Semoga suka ya, Sayang." Tangan Alina mengelus pipi Bian pertanda sayang.
Bian menghela napas sembari menatap makanan yang disajikan. Nasi goreng dihadapannya benar-benar menggugah selera, apalagi dibuatkan sendiri oleh sang mama. Kesempatan yang langka bagi Bian untuk merasakannya.
Ada rasa sedih yang tiba-tiba menelusup memasuki relungnya. Mungkin akumulasi dari rasa rindu dan kesepian yang telah dipupuk lama.
Bian tetaplah Bian. Lelaki yang seringkali bersikap dingin pada orang, namun tidak bisa menyembunyikan kesedihan jika bertemu dengan Alina. Boleh saja semua menjauhinya dan meninggalkannya, asalkan jangan Alina serta kakaknya, Vano. Dua orang itu sangat berarti dalam hidupnya.
YOU ARE READING
'TILL
Romance"PROMISE NEVER LEAVE YOU" ♡♡ Sebuah kisah tentang empat orang yang ditakdirkan untuk bertemu di Surabaya. Disaat penantian, cita-cita, dan kebodohan masa lalu berbuah manis menjadi 'C.i.n.t.a'. Rasa cinta yang hadir sebagai sebuah rasa karena sudah...