17-Ragu

5 0 0
                                    

Long time no see🥺🥺🥺

Finally, after a few months ago, 'Till update, yeayyy🎉🎉🎉

🎶With Rizky Febian (Ragu)🎶

Happy reading and enjoy📖
❤️❤️❤️

Hampir saja habis udara yang bisa dihirup oleh sosok itu, sebuah tangan melepas paksa jari-jari Evelyn yang menekan lehernya, lalu menghempaskannya dengan kasar.

"Jangan pernah berprasangka buruk dengan Irene, karena dia cewek gue!"

Setiap kata yang penuh penekanan itu, seolah menjawab semua tanya yang terlintas di otak mereka. Tidak perlu kalimat panjang untuk menjelaskan semua, sebab dari kalimat itu sudah banyak makna yang dapat disimpulkan.

Baik Evelyn, gadis berbandana merah, dan juga sosok itu-Irene menatap orang didepannya dengan kening berkerut. Ketiganya mempertanyakan satu hal yang sama...

"KENAPA DIA BICARA BEGITU?"

"Arkana Fabian, ngapain lo ngebelain dia?" Lelaki berambut ikal dengan tinggi seratus enam puluh sentimeter itu bersuara tiba-tiba seolah tidak terima. Dia yang semula duduk diam di bangku, mendadak menghampiri Bian dan ketiga siswi lainnya di ambang pintu.

Bian memutar bola mata, jengah. "Seharusnya gue yang nanyain elo, salah kalau gue belain pacar gue sendiri?" tanyanya menantang dan penuh keyakinan.

Seluruh siswa tak terkecuali Irene yang berada tepat disamping lelaki itu sontak berseru, "PACAR?"

Opsi tidak percaya yang ditampilkan teman-temannya membuat Bian memutar otak, lantas dia pun memupus jarak dengan tubuh Irene, lalu merangkul tubuh kecil itu untuk mendekat kepadanya. Sambil tersenyum lebar, Bian bersuara lagi, "Setelah ini jangan ada yang meragukan kecerdasan cewek gue lagi. Paham?"

Tanpa banyak interupsi seluruh temannya menganggukkan kepala. Iya, paham.

Siapa yang tidak tau Arkana Fabian? Para guru, murid kelas sepuluh sampai dua belas pasti mengenal akan sosoknya. Lelaki cerdas berwajah kebulean yang menjadi idola para siswi pintar lainnya. Fabian, bagi para penggemar sangat sulit untuk didekati apalagi dipacari sebab omongannya sangat ketus dan tidak segan mengatakan kejujuran menyakitkan.

Menurut kabar yang berembus, gadis idaman Fabian adalah sosok dengan kecerdasan, penampilan, dan attitude tidak kalah mempesona dibandingkan dewi yunani kuno pada zamannya. Jelas tidak mudah dan sangat mustahil untuk memenuhi kriteria itu semua. Namun, hari ini semua prasangka itu terbantahkan, gadis yang tidak pernah akur dengan lelaki pujaan itu malah diakui sebagai kekasih. Lalu, apakah gadis itu telah memenuhi semua kriteria yang ditetapkan?

Entahlah...

Bian langsung melepas rangkulan begitu keduanya berada di tempat sepi seperti sekarang. Danau belakang sekolah sepertinya aman untuk berhenti bersandiwara.

Ya, Bian memang bersandiwara untuk menyelamatkan Irene karena baginya setiap orang berhak mendapat keberhasilan atas apa yang diusahakan. Bian pasti tahu bahwa Irene sudah belajar dengan tekun untuk menghadapi ujian, dan tentunya akan membuahkan hasil memuaskan.

Menurut Irene, Bian sangat murah hati membantunya terlepas dari segala tuduhan, walaupun pada akhirnya citra Bian yang dipuja para siswi pintar akan tercoreng karena terlibat masalah dengannya. Terlebih lagi Bian mengakui dirinya sebagai kekasih hati. Sungguh diluar dugaan dan tidak pernah terbayangkan. Dari awal Irene curiga kenapa Bian tiba-tiba saja berbicara demikian, namun ketika lelaki itu mengajaknya untuk menjauh dari keramaian, pada saat itulah Irene sadar bahwa semuanya hanya kebohongan semata. Sedih, sedikit. Senang, sedikit.

'TILLWhere stories live. Discover now