Hai! Happy reading!!
Jangan lupa vomment luv🖤
***
Karin menyapu pandang ke arah lapangan basket, mencari keberadaan Arkan bukanlah hal yang sulit bagi Karina. Dan ya dapat! Karin langsung berlari ke arah Arkan yang sedang duduk di bawah pohon dekat ring basket.
"Rin! Tunggu!" teriak Sheira ikutan berlari mengejar temannya itu.
Karin tak menghiraukan panggilan Sheira, ia berhenti dan berdiri tepat di hadapan Arkan yang sedang duduk menatap ke arah lapangan namun sekarang terhadang oleh Karin yang berdiri di depannya.
"Hai!"
Disebelah Arkan ada Rafael dan Agam yang siap menyaksikan drama.
"Udah mulai, Gam," ujar Rafael menyenggol lengan Agam.
"Ho'oh, Raf. Gue juga lihat," ujar Agam.
Arkan menaikan satu alisnya sebagai isyarat 'apa?'.
"Kak Arkan kapan suka sama gue?" tanya Karin sambil menampilkan deretan gigi kelincinya.
"Sampai sapi bertelur," ujar Arkan langsung berdiri dan meninggalkan Karin yang masih diam di tempat.
Rafael dan Agam juga ikut berdiri untuk mengikuti Arkan. Saat melewati Karin yang masih pada posisinya, Rafael memang iseng.
"Sangat menghibur," ujar Rafael lalu ngibrit takut terkena semprot Karin yang sedang mode galak.
Karin membalikkan badannya, Arkan masih belum berada jauh darinya.
"KAK ARKAN! GANTENG-GANTENG KOK BEGO! SAPI NGGAK BISA BERTELUR!" teriak Karin yang rupanya tadi ia lemot menanggapi ucapan Arkan.
Sheira melongo di belakang Karin yang berteriak seperti itu saat lapangan cukup ramai. Memang gila anak ini!
"RIN! ASTAGA!" ujar Sheira syok.
Rafael tertawa terbahak-bahak. Arkan tidak menghiraukan teriakan gadis menyebalkan itu, ia terus berjalan menuju kantin.
Agam menepuk punggung Arkan, "Jangan cuek nanti suka, Ar."
Rafael menghentikan tawanya, "Gue setuju sama Agam."
"Nggak bakal," ujar Arkan.
"Didunia ini apa yang nggak mungkin sih, Ar?" ujar Rafael.
Arkan mengedikan bahunya malas, "Udah? Gue ke kantin mau makan."
Rafael tertawa renyah, "Gam, lo yang pesan. Gantian kek dari kelas 10 sampai 11 gue mulu."
"Mau pesan apa, teman-teman?" ujar Agam sambil tersenyum.
"Nasi goreng telur mata sapi dan es teh manis. Nasi gorengnya pedas ya Mas," ujar Rafael bersemangat.
"Gue sama kayak Rafael," ujar Arkan yang sudah bersiap memainkan hapenya.
"Nge game teros!" Sindir Rafael yang jengah melihat Arkan main hape.
"Lo bisa main hape juga. Gue butuh ketenangan," ujar Arkan tanpa menoleh sedikit pun.
"Hape gue dikelas. Ketenangan apa Suep?! Ini kantin woi bukan kuburan mana bisa tenang. Nih buktinya perut gue juga ikutan disko. Agam lama banget!" ujar Rafael yang kelaparan.
"Oh."
Rafael menghela napas panjang. Memang mengajak Arkan berbicara sungguh menyebalkan, "Setelah gue pikir-pikir lo itu cocok sama Karina. Mau tau kenapa? Lo berdua sama-sama menyebalkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA
Teen FictionAdrian Arkan Pradipta. Murid multitalent mantan kapten basket SMA Rajawali. Menjadi most wanted sekolah membuat Arkan banyak disegani banyak orang. Karina Addeline. Gadis cantik yang jatuh hati pada pesona Adrian Arkan Pradipta. Tak hanya karena pes...