09

74 15 11
                                    

Hai! Happy reading!!

Jangan lupa vomment luv🖤

Mulai dari bab ini bakal sering ada screenshots chat semua tokoh di cerita ini, luv!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai dari bab ini bakal sering ada screenshots chat semua tokoh di cerita ini, luv!

Untuk Naura dan Gladis aku belum menemukan cast yang sesuai sama imajinasi aku. Kalau kalian ada boleh comment ya. Siapa tau aku srek dan jadiin cast mereka berdua.

***

Naura menyisir rambutnya dan menatap pantulan dirinya dari cermin. Gadis dengan rambut sebahu dan kulit sawo matang itu tersenyum tipis.

"Kapan gue bisa pulang kerumah?" tanyanya entah pada siapa.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk aja, Dis. Enggak gue kunci!"

Gladis masuk dengan membawakan nampan berisi susu hangat dan roti selai.

"Lama banget siap-siapnya, Nau. Gue tungguin daritadi di meja makan, karena lo lama yaudah gue bawa kesini aja. Nih punya lo," ujar Gladis yang sudah duduk di kasur Naura sambil melahap roti selai.

"Dis.." Panggil Naura.

"Apa? Buruan ini di makan keburu gue habisin semua," ujar Gladis menikmati roti selai sebagai sarapan.

"Apa gue nggak merepotkan lo? Gue udah tinggal di apartemen lo 3 bulan lebih," ujar Naura pelan.

Gladis mendongak, "Bentar gue makan dulu."

Gladis menepuk space kosong di sebelahnya untuk Naura duduk.

"Lo mau balik ke rumah seram itu lagi? Lo nggak capek lihat nyokap lo bawa pria ke rumah dan bokap lo asik mabuk-mabukan dan berjudi. Bang Nathan aja setuju lo tinggal--"

"Bang Nathan suruh gue untuk sewa apartemen bukan numpang sama lo, Dis," sela Naura.

"Ya nggak pa-pa dong lo tinggal disini. Ada kamar kosong dan gue juga tinggal sendiri. Ngapain harus sewa? Mending uangnya buat menafkahi 23 bujang kita di Negeri Gingseng aja."

Gladis menepuk-nepuk punggung Naura pelan. Gladis tahu kegundahan yang beberapa hari ini Naura rasakan. Memang sejak 3 bulan terakhir Naura tinggal dengan Gladis di apartemen milik Gladis.

"Bang Nathan sekarang udah jarang kabarin gue, Dis. Bang Nathan sibuk kerja sampai lupa kabarin adiknya sendiri," ujar Naura yang gundah karena ia jarang berkomunikasi dengan Kakaknya.

"Abang lo juga udah gede kali, Nau. Mikirin biaya nikah mungkin ya, tapi bisa aja ada sesuatu yang harus Bang Nathan dapat dalam waktu dekat. Tapi uang bulanan tetap lancar, kan?"

Naura mengangguk, "Tapi gue khawatir, Dis. Bang Nathan itu suka lupa makan. Gue takut Bang Nathan sakit."

"Ayo ini masih pagi, lo boleh khawatir tapi jangan sampai menganggu kegiatan lo sehari-hari. Kalau lo mau nanti pulang sekolah gue temenin pulang ke rumah lo deh," ujar Gladis menawari.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang