08 - Mcd Date

72 22 29
                                    

Hai! Happy reading!!

Jangan lupa vomment luv🖤

***

Memaafkan itu hal yang mudah. Yang sulit adalah melupakan. -- Karina Addeline

***

Karin sudah tiba 10 menit sebelum waktu yang sudah ditentukan oleh Arkan. Tentu saja Karin belum melihat kedatangan Arkan yang membuat janji. Karin menikmati McFlurry with Oreo Cookies dan French Fries. Sudah tahu sakit, tapi masih minum es krim siapa lagi kalau bukan Karin Addeline.

"Huh lama banget, sih!" Gerutu Karin setelah menunggu 20 menit lebih.

"El, lepas!"

"Abang... Ikutt lah aku.." rengek anak perempuan dengan rok biru SMP.

"Iya iya." Final Arkan sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman pesanannya.

"Abang, mau ketemu siapa, sih?" tanya Elina penasaran.

"Diem."

"Abang... Aku tuh lagi ngomong lho."

"Abang... Abang--"

Suara Elina tertahan saat Arkan sudah duduk di depan seorang gadis cantik dengan penampilan kucel. Elina kemudian menggeser salah satu kursi ke sebelah Arkan.

"Abang, dia siapa?" Bisik Elina tepat di sebelah telinga Arkan.

Karin menautkan alisnya, bingung. Siapa dia?

"Abang, kok ngalamun sih? Abang!"

Karin mangut-mangut saat mendengar samar-samar anak perempuan setengah tomboy itu memanggil Arkan dengan sebutan Abang. Karin, jadi mengurungkan niatnya untuk mengomel.

"Hai! Nama kamu siapa? Nama aku, Karina," ujar Karin mengulurkan tangannya.

Elina tersenyum tipis, "Nama aku Elina. Panggil aja, El. Kakak siapanya Abang?"

"Hai El! Aku temennya Abang hehe."

"Gue dianggap temen nggak, ya? Ah, bodo amat dah. Paling Kak Arkan udah ngomel tuh dalem hati!" batin Karin.

"Oh temennya Abang. Akhirnya aku ketemu temen ceweknya Abang selain Kak Freya," ujar Elina dengan polosnya.

Sedekat apa Arkan dengan Freya?

Arkan diam seperti patung saat 2 perempuan di depan dan sampingnya sibuk mengobrol.

"Oh Kak Freya ya. Kamu habis pulang sekolah, ya?" tanya Karin basa basi. Karin harus bisa memikat hati Elina, adik Arkan saat pertemuan pertama mereka.

"Iya Kak. Harusnya aku pulang dari jam 2 tadi. Tapi, Abang jeyek ini jemput aku jam setengah 3 lebih! Aku kesel banget. Jadinya, aku ikut Abang kesini. Untung, Abang ketemuan sama Kakak cantik, Karina," ujar Elina mengebu-gebu.

"Ehem ehem." Arkan harus segera menyudahi obrolan tidak jelas mereka. Bisa-bisa Karin besar kepala lagi.

Kini fokus Karin kembali ke Arkan. Menatap netra hitam itu lekat. Hidung seperti perosotan anak TK dan bibir eksotis.

"El, itu dimakan. Jangan ganggu gue mau ngobrol sama Karin," ujar Arkan.

Karin mangut-mangut sambil melirik ke arah Elina.

"El mau ke toilet dulu. Makanan sama minuman punya El jangan diambil!" Elina langsung ngibrit ke toilet.

Ini kesempatan untuk Arkan berbicara pada Karin saat Elina sedang ke toilet.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang