Rachel POV
Seminggu telah berlalu, aku tidak pernah lagi melihat Kenzo. Tetapi jujur, aku kangen. Ntah apa yang aku pikirkan, tetapi itulah kenyataan yang aku rasakan.
"Lebih baik kamu mundur rachel, bapak tidak ingin kamu cedera lebih parah". Ucap pak kepsek ketika memanggilku ke ruangan nya.
"Kok gitu pak? 1minggu lagi loh pak, dan saya udah mati-matian latihan. Bapak liat tangan saya juga udah gpp".
"Iya tapi scan dari dokter berkata lain rachel. Dan saya tidak ingin siswa saya celaka".
"Pak percaya sama saya, saya pasti bisa bawa piala buat sekolah kita".
"Saya percaya, tetapi keselamatan kamu lebih penting".
"Huft...pak....saya udah nantikan pertandingan ini. Banyak hal yang saya lewatin buat ini smua. Saya mohon jangan hapus nama saya dari peserta lomba".
Tanpa sadar air mataku menetes.
"Baik, tapi ada 1 syarat. Bapak memegang penuh keputusan dari pertandingan mu saat tanding nanti".
"Maksd bapak?".
"Ya..kalau bapak merasa kondisi kamu tidak pantas lagi untuk tanding, bapak berhak meminta kamu untuk di diskualifikasi". Ucap kepsek.
Mau tidak mau aku harus menyetujui persyaratan kepsek.
Ini semua karna Kenzo. Aku harus ketemu sama mulut besarnya itu.
Pulang sekolah, aku nekat datang kesekolah Kenzo. Aku gak perduli apakah anak disekolah akan membunuhku . aku benar-benar tidak perduli.
Sesampainya di depan SMA Tunas Bangsa, aku langsung menerobos masuk. Berpuluh pasang mata tampak tertuju padaku.
Sorotan mata kepada musuh. Mungkin mereka sedang berbisik, untuk apa seorang cewek yang berasal dari sekolah lawannya mendatangi sekolah mereka.
Aku bingung harus cari Kenzo dimana. Tasya tentunya sudah tidak di sekolah lagi. Dan aku bingung harus bertanya pada siapa.
"Rachel".
Seorang lelaki berperwanakan tinggi mendatangiku.
"Kamu kenal aku?". Tanyaku.
"Hei...gue edi, rachel kan?". Ia memastikan.
Aku mengangguk dengan pandangan menginterogasi.
"Ngapain loe kesini? Cari Kenzo ya?".
"Dari mana kamu kamu tau?".
"Ya...tau donk, secara anak sekolah lain yang lagi dekat sama Kenzo itu emng cuma kamu. Rachel...."
Tatapannya berubah genit.
"Aku mau ketemu dia?".
"Ich....loe judes ya...kok si Kenzo bisa kepincut ya".
"Aku serius. Aku mau kasih dia pelajaran".
"Eeehhh....awas loh, kalau gue aja yang dengar gpp. Jangan sampai siswa lain. Bisa-bisa loe di gebukin. Ikut gue".
Edi menarikku untuk ikut dengannya. Ia membawaku ke sebuah ruangan. Tepatnya gudang🤣🤣.
Gudang yang di sulap menjadi tempat tongkrongan.
"Selamat datang di kerajaan kami". Ucap edi lebay.
"Aku butuh Kenzo".
"Hmmm...Kenzo tidak ada disini". Ucapnya sambil duduk diatas meja.
"Lalu untuk apa kau bawa aku kemari?". Aku mulai kesal.
"Hahah...hanya ingin sedikit mendengar tentangmu. Karena kau adalah satu-satunya perempuan yang membuat Kenzo bodoh".

KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK LOVE
Teen Fictiongimana ya pengorbanan cowok mafia buat bisa dapetin hati cewek baik-baik... kau penuh dengan darah, sementara aku jauh dari hal-hal itu