Prolog

1.6K 129 3
                                    

Summer terbangun, peluh membasahi keningnya. Melirik jam di dinding, ini masih pukul 2 dinihari, ia mendesah, masih beberapa jam lagi sebelum ia harus mempersiapkan diri di hari bahagianya.

Ia tersenyum, membayangkan gaun pengantin yang akan ia kenakan nanti. Juga bunga lili yang Leon siapkan untuk menjadi buket bunga pernikahan mereka. Ahh dia benar-benar tidak sabar menunggu matahari terbit.

Summer kembali membaringkan tubuhnya, masih dengan senyum di wajah dan mulai kembali menutup mata.

Satu

Dua

Tiga

Tunggu,

Summer membuka matanya, bangkit untuk duduk sembari menatap ke sekeliling ruangan. Jam yang tadi di lihatnya bukan jam dinding yang biasa ia lihat di kamarnya, pun lemari, sofa, dan ranjang besar yang kini ia duduki.

Ini di mana?

Summer berencana untuk bangkit memeriksa saat sebuah tangan merengkuh pinggangnya. Ia memekik, demi melihat si pemilik tangan yang berbaring di sisinya tanpa memakai pakaian atas. Buru-buru ia menatap tubuhnya sendiri dan bisa bernapas lega saat menemukan gaun tidur yang asing menempel disana.

"Bisa kita kembali tidur," ucap suara berat di sampingnya.

Summer mengerjap, takut dan bingung. Ia masih berusaha menyingkirkan tangan itu dari pinggangnya. "Kau siapa, ini dimana?"

Pria itu mengerutkan alis tebalnya dengan mata menyipit, jelas sekali bahwa ia masih mengantuk. "kau bicara apa? Sayang, ini sudah larut sebaiknya kita kembali tidur."

Apa? Sayang katanya?

"Tidak!" Summer memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh sandaran ranjang. "Hari ini seharusnya aku menikah dengan Leon, lalu kau ini siapa? kenapa kita bisa tidur di ranjang yang sama?"

Pria itu menatapnya tajam, kentara sekali bahwa ia terganggu dengan Summer yang membangunkan tidurnya. "Kau ini bicara apa?" ulangnya. "Aku Riley. Dan ini jelas-jelas di rumah kita!"

Menggeleng, Summer memeluk lututnya sendiri. "Aku tidak mengenalmu," Ucapnya sembari mengedarkan pandangannya sekali lagi ke ruangan itu.

Pria itu berdecak, sebelum menarik tubuh Summer dan memeluk pinggangnya. "Besok aku harus bekerja, kau tidak ingin suamimu ini menganggur kan. Jadi diam dan kembalilah tidur."

***

Summer's DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang