12 - Love is a fiery flower that blooms and withers

331 43 1
                                    


Meganne tersenyum sinis saat Leon berjalan menghampiri mejanya. Sekarang ia sedang berada di salah satu bar di sudut kota New York. Tidak, bukan untuk bersembunyi tentu saja, tapi ia tetap tidak menyangka suaminya itu bisa menemukannya dengan cepat.

"Wah, kau cepat sekali." Ucap Meganne sambil menepuk kedua tangannya dengan sorot mata takjub yang di buat-buat.

"Kita pulang." Leon menarik tangannya.

Meganne membuang napas kasar, tanpa berusaha melepaskan cengkraman Leon. "Aku tidak akan kembali ke tempat sampah itu!"

"Kau akan kembali. Aku masih suamimu!"

Meganne tertawa muak, ia menepis tangan Leon dan bangkit dari duduk. "Sekarang aku mengerti kenapa kau mengkhianati Si Jalang itu demi aku. Ya, sekarang aku sangat mengerti."

"Summer tidak tahu apa-apa!"

"Memang. Tapi perempuan itu harus tahu apa yang sudah ia perbuat padaku."

"Aku yang membuatmu jadi seperti ini, bukan Summer!"

"Persetan dengan kalian berdua."

"Jangan sentuh dia!"

"Aku tidak harus mendengarkanmu."

"Perlu aku ingatkan kau siapa aku?!"

Meganne mendecih sinis. "Suami? Kau tidak butuh istri, yang kau butuhkan itu pelacur."

"Sudah berapa kali ku katakan kalau..."

"Aku hanya harus menemui Summer dan menceritakan semuanya."

Rahang Leon mengeras, ia mencengkram tangan Meganne. "Mengatakan apa hah? Kau tidak tahu apapun!"

"Apa selama ini kau pikir aku bodoh?! Aku tahu alasan yang membuat Summer menghilang dari Woodstock! Dan aku sangat tahu keterlibatanmu untuk itu."

"Kau tidak tahu apa-apa!" Ulang Leon dengan penuh penekanan.

"Wah apa ini?" Dua tangannya terangkat ke pinggang. "Dalam hal ini seharusnya aku yang marah. Kau tidak berhak!"

"Jangan sentuh dia, atau aku tidak akan melepaskanmu!"

Meganne tertawa, sungguh bukan tawa yang menyenangkan. "Kau lucu sekali. Tapi tolong ingatlah siapa kau bagai perempuan itu sekarang? Baginya kau hanya seorang pria yang berselingkuh. Jadi kau pikir cerita siapa yang akan ia percayai, kau atau aku?" Tanyanya mengejek.

"Kau peringatkan kau!"

Meganne tertawa. "Leon yang malang." Ia kemudian berdecak. "Sekarang dengarkan aku."

Meganne menyelipkan rambut ke belakang telinga, berjinjit untuk membisikkan sesuatu di telinga Leon.

"Aku akan membuatmu menyesal dengan kejutan yang sudah ku siapkan. Tunggu saja sampai hadiah itu sampai ke perempuanmu yang berharga itu. Dan aku bersumpah tidak akan berhenti sampai kalian hancur berkeping-keping." Tegasnya. Ia mengecup singkat bibir Leon. "Jadi tolong ingat itu, suamiku!" Lanjutnya kemudian menyeringai dan melangkah menjauhi pria yang kini membeku itu.

***

Summer pernah membayangkan hal ini. Bangun setelah lelah bercinta dan menatap wajah yang ia rindukan. Bahkan saat berpisah untuk terlelap saja ia akan merindukannya. Sepelik itu memang rasa rindunya.

Hari ini ia sengaja bangun lebih siang daripada biasanya. Ia menatap tangan yang masih memeluk pinggangnya kemudian tersenyum. Dingin meraba kulit namun pelukan itu membuatnya hangat bahkan tidak terganggu dengan tubuh polosnya di bawah selimut.

Ia mengingat lagi kejadian semalam. Tentang bagaimana ia seharusnya tahu bahwa itu adalah pengalaman pertamanya yang di lanjut dengan pengalamannya yang lain. Karena ..... pria itu tidak melepaskannya bahkan saat matahari sudah hampir terbit.

Summer's DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang