13 - In case I get wet with the rain, I close my eyes

317 41 6
                                    

Onix Bar, NYC

Di sebuah bilik vvip, seorang pria tersenyum pada wanita yang baru saja duduk di pangkuannya. Ia kemudian terkekeh saat wanita itu membisikkan kata-kata sensual di telinganya, kemudian mencium bibir sang wanita.

Ia sudah akan menarik gaun pendek wanita di pangkuannya itu saat tangannya di tahan. Ia mengerang marah sebelum menoleh, senyum sinis timbul di bibirnya.

"Tolong pergilah." Tangan yang tadi menahan tangan pria itu sekarang berbalik menarik tangan wanita hingga bangun dari pangkuan pria itu.

"Siapa kau berani-beraninya ... "

"Aku kekasihnya." Wanita itu mendorong wanita yang kini menatapnya marah itu sampai terjatuh. "Kau harus tahu di mana tempatmu seharusnya, jalang!"

Pria itu masih mempertahankan senyumnya kemudian ia bertepuk tangan kencang.

"Kau senang?" Tanya wanita itu saat berbalik.

"Tentu saja senang," pria itu mengangkat tangan, menarik tubuh wanita itu hingga kini duduk di pangkuannya. "Selalu senang jika kau berada di dekatku."

"Sudah lama tidak bertemu."

Pria itu menunduk, menyingkirkan helaian rambut wanita itu di dada yang setengah terbuka dengan hidungnya. "Aku sangat merindukanmu."

Wanita itu menengadah saat bibir pria itu menciumi lehernya. "Ya. Aku tahu."

Pria itu melepaskan tangannya dari pinggang wanita itu dan bergerak naik meremas dadanya. "Oh shit," ia menaikkan wajahnya mencium bibir wanita itu.

"Kau masih belum berubah." Ucap wanita itu putus-putus. "Masih sangat menginginkanku."

Pria itu tidak menjawab, kini sebelah tangannya turun untuk menyentuh langsung bagian intim wanita itu. Basah. Ia tersenyum miring sebelum memainkan jari-jarinya disana.

"Ohhh kumohon." Wanita itu mengerang, jari-jari dengan kuku bercat merah itu sudah menyasar ke kepala pria itu, menjambaknya pelan.

"Apa yang kau inginkan?"

"Bantuanmu."

"Katakan."

Wanita itu menggigit bibirnya sendiri. "Seperti ini?" Ya, di antara riak gairah tidak mungkin ia bisa menjelaskan maksud kedatangannya untuk bertemu pria itu.

"Kau keberatan?" Pria itu mendongak setelah menjilat leher wanita itu, namun aktivitas kedua tangannya yang masih meremas dada dan bagian intim wanita itu belum berhenti.

Wanita itu menggeleng kencang. "Leon. Lakukan sesuatu padanya."

Pria itu berdecak, kini ia membuka resletingnya sendiri dan mengeluarkan bagian tubuhnya yang sudah mengeras. "Bukankah sudah kukatakan padamu bahwa aku tidak suka kau menyebut namanya seperti itu!" Teriaknya.

"Tapi dia-"

"Kau harus di hukum." Pria itu menarik tubuh wanita itu kebawah, hingga tubuh mereka menyatu. Gerakannya kasar dan tanpa di tahan-tahan.

"Oh shit!" Wanita itu menggoyangkan pinggulnya berlawanan arah dengan yang di lakukan pria itu.

"Kau mencintainya?"

"Tidak."

"Tapi kau menikahinya."

"Aku terpaksa."

"Tidak!" Pria itu kembali berteriak, walaupun sama sekali tidak berhenti menggerakkan tubuh bagian bawahnya. "Kau sudah menyakitiku, Meganne!"

Wanita itu menggeleng. "Aku tidak-"

"Kau menyakitiku!" Ucap Pria itu frustasi. "Dan karena kau, aku sudah melakukan hal jahat."

Summer's DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang