Summer tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang nyonya dengan suami yang kaya raya. Apakah ia harus keluar dari rumah dengan menaiki SUV dan menenteng tas branded terkenal. Atau apakah ia harus mulai mencari teman dari istri kolega suaminya, mungkin untuk minum teh bersama dan bergosip. Ia mendengus, jelas kedua pilihan itu sama sekali bukan gayanya.
Karena ini lah Summer. Yang masih berusaha untuk beradaptasi, yang setiap hari hanya berkeliling rumah untuk membersihkan yang perlu di bersihkan dan memasak, seperti ibu rumah tangga biasa.
Tidak. Riley tidak pernah menuntut Summer untuk bersih-bersih dan memasak. Pria itu bahkan pernah menawarkan untuk menyewa jasa asisten rumah tangga yang baru.
Riley beranggapan bahwa keputusan Summer memberhentikan Helen karena asisten rumah tangga mereka itu melakukan kesalahan. Tentu saja Summer tidak membenarkan, ia menjelaskan sebisanya, berusaha membuat pria itu mengerti dan tidak menekannya untuk tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Perlu di ingat bahwa sebelum menjadi nyonya rumah ia adalah seorang housekeeping di sebuah penginapan.
Dan sedari pagi ia sudah membersihkan rumah, membuat puding cokelat yang sudah di taruh di dalam lemari es. Mungkin untuk hari ini ia akan absen memasak, tidak apa-apa kan kalau ia sedikit menghabiskan uang suaminya? Ya. Ia benar-benar harus selalu mengingat bahwa suaminya bukan dari kalangan orang yang akan langsung jatuh miskin hanya karena istrinya membeli 2 paket makanan di luar.
Summer buru-buru masuk ke kamar. Ia ingat bahwa beberapa bahan makanan mentah sudah mulai habis dan ia harus sekalian membeli beberapa di supermarket terdekat.
Ia masuk ke walk in closet, membuka pintu kaca yang menyimpan pakaiannya. Beberapa hari yang lalu Summer merenovasi kamar. Ia menyulap connecting room sempit di samping kamar mereka untuk menjadi walk in closet.
Summer sengaja membuatnya alih-alih meletakkan lemari di dinding kamar begitu saja. Karena...
Riley!
Ya. Pria itu penyebabnya karena selalu berganti pakaian di depan Summer. Bisa kalian bayangkan bagaimana setiap pagi dan malam Summer harus melihat tubuh telanjang itu!
Memang bukan telanjang dalam arti sesungguhnya. Tapi pria itu selalu keluar dari dalam kamar mandi dengan dada terbuka dan hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Itu juga telanjang bukan?!
Awalnya ia berusaha bersikap biasa seolah hal itu lumrah di lakukan, mereka berbagi kamar yang sama. Tapi bukan Riley namanya kalau tidak menggodanya. Pria itu bahkan sering sengaja membuat Summer melihatnya saat memakai kaus atau kemeja. Psikopat sekali!
Jadi sekarang, tidak ada alasan bagi pria itu telanjang di depannya. Summer bisa bebas di kamar bahkan saat pria itu berganti pakaian.
Hahaha
Ia masih di depan lemari, memilih pakaian yang akan di kenakannya sekarang. Ia menggeleng pelan. Dulu sekali ia hanya memiliki beberapa potong pakaian dan harus bingung memakai yang mana saat hendak pergi.
Tapi sekarang dia memiliki ratusan pakaian dan menjadi lebih bingung memilihnya. Ia kemudian memilih dress kotak-kotak matcha sebatas betis, lalu mengambil tas dan sepatu seharga puluhan ribu dollar dari brand terkenal, ia juga memakai jam tangan di laci meja kaca accessories, dan... Ah, ia hampir lupa mengambil cincin kawin di meja rias dan memakainya.
Ia terkekeh saat telah selesai bersiap. Sungguh banyak sekali perempuan di luar sana yang memimpikan kehidupan yang ia jalani sekarang, lalu dengan ia terus menerus sedih bukankah itu hal yang sia-sia?
Walaupun ia tidak mencintai Riley, tapi dengan kehidupan seperti seorang ratu ini semuanya jadi setimpal bahkan lebih. Jadi untuk apa ia masih ragu?
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer's Desire
Romansa[END] [18+] Summer ingat hari itu, saat ia mempersiapkan pernikahannya dengan Leon. Gaun pengantin, venue, bahkan makanan sudah ia siapkan dengan sempurna. Tidak ada yang ganjil, ia tidur dan bangun tanpa melewati keganjilan apapun, kecuali malam it...