11

383 61 8
                                    

Sooyoung masuk kedalam rumahnya, ia bersandar pada pintu, badannya ambruk, ia menangis mengeluarkan semua tangisannya, ia tak dapat menahan air matanya.

Ia merasa sakit pada dadanya, beberapa kali dia memukul dadanya yang terasa sesak, melihat taehyung membuatnya terluka kembali, padahal sudah cukup lama ia mulai melupakan taehyung, tapi dengan beraninya ia datang menghadap, membuat hatinya sakit, mengingat kejadian itu kembali.

Tak kuat ia menahan sakit di dadanya, ia menelfon wendy, meminta wendy untuk pulang, sooyoung terlihat begitu terpukul, bayang-bayangan dirinya dan taehyung tiba-tiba muncul, tawa senyum taehyung hadir dikepalanya.

Kemudian ia mengingat raut wajah taehyung dan mendengar ucapan taehyung saat taehyung sedang bertengkar dengan jimin, membuat sooyoung sesak, dadanya sakit, ia menjerit, nafasnya tercekat, tak dapat menahan sakitnya, tiba-tiba ia pingsan tak sadarkan diri.

***

Wendy yang masih dirumah sakit mendapat telfon dari sooyoung mendengar suara sooyoung membuat wanita itu berlari dengan panik, ia menancap gas menuju rumahnya.

Sesampai dirumah saat membuka pintu ia terkejut melihat sooyoung terkapar didekat pintu masuk, wendy yang melihatnya langsung panik dan berteriak.

"Sooyoung-ah".

Ia mengambil badan sooyoung dan menepuk pipi sooyoung, karna tak kunjung sadar ia menghubungi seokjin dan meminta bantuan untuk segera mengirimkan ambulance.

Terdengar diseberang sana juga terkejut dan panik, ia menutup telfonnya dengan terburu-buru.

Wendy yang melihatnya tak tinggal diam, ia memberikan nafas buatan untuk sooyoung, terlihat di wajah wendy jika sangat-sangat panik dan khawatir.

"Sooyoung-ah bangunlah.... Aku mohon.... ".

Dia terus memompa dada sooyoung memberikan nafas buatan namun sooyoung tak kunjung bereaksi hingga terdengar suara sirine, mereka pun membawa sooyoung segera kerumah sakit.

***

Sesampai dirumah sakit seokjin langsung menangani sooyoung, terlihat juga ada kekhawatiran diwajah seokjin.

Tak begitu lama seokjin keluar dari ruangan sooyoung, wendy langsung menghampiri seokjin.

"Bagaimana keadaannya?" tanya wendy panik.

"Tenanglah, dia hanya pingsan, detak jantungnya normal, semuanya normal" balas seokjin.

"Syukurlah".

"Kenapa dia bisa pingsan?" tanya seokjin.

"Aku tidak tau, dia tiba-tiba menghubungiku, dan meminta tolong, katanya dadanya sakit dan sulit bernafas, terus saat aku datang dia sudah pingsan, dia benar-benar baik-baik sajakan?".

"Iya dia baik-baik saja, tapi kenapa dia bisa seperti itu ya?".

"Entahlah, nanti aku akan menanyakan padanya".

"Kau tidak sibuk?" tanya seokjin.

"Ah, aku lupa aku ada operasi, astaga, untung kau ingatkan".

"Yasudah pergilah, aku akan menjaganya".

"Gomawo seokjin-ah".

"Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih, ini sudah tugasku".

"Eee... Apa maksudnya itu? Bertanggung jawab sebagai dokter atau.......Waw ada apa ini, kenapa aku berfikir yang lain" ucap wendy menggoda seokjin dengan senyum jahil.

"K..kau pergilah, jangan lalaikan tugasmu sebagai dokter" jawab seokjin dengan gugup.

"Hahahaha.... Arasseo... Aku pergi dulu, seokjin-ah... aku mendukungmu, fighting" ucap wendy dengan senyum dan menaikkan kedua tangannya.

The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang