8

438 59 2
                                    

Di rumah Kim

"Oppa" panggil yerim.

"Iya, ada apa sayang?".

"Apa oppa menyukai sooyoung eonni?" tanya yerim.

Mendengar pertanyaan yerim membuat seokjin terbatuk.

"Uhuk.... Uhuk.... ".

"Hahhaha, kenapa oppa tiba-tiba batuk? Jadi benar oppa menyukai eonni?".

"Siapa yang bilang?".

"Tidak ada, aku hanya menebak" jawab yerim dengan santai.

Seokjin bingung dan ia hanya mengkerutkan keningnya.

"Aku lihat sejak oppa bertemu dengan eonni, oppa memandang nya dengan berbeda, seperti tadi saat kita mengantar sooyoung eonni, oppa terus saja curi-curi pandang pada eonni, aku tau oppa, aku kan adikmu, kita sedarah, jadi aku tau arti pandangan oppa pada eonni, tenang oppa, aku mendukung oppa 200%" ucap yerim dengan senyum.

"Aku tidak menyukai nya, hanya tertarik ingin tau dia seperti apa".

"Bukankah itu awal dari perasaan yang akan tumbuh di hati oppa".

"Kau ini ngomong apasih, sudah masuk kekamar mu sana dan istirahat besok bukankah kau ada kelas?".

"Hihihi.... Ne... Ne.... Cih dasar, bilang saja iya jika oppa menyukai eonni" kata yerim, ia pun meninggalkan seokjin sendiri disana, seokjin yang melihat yerim hanya menggelengkan kepalanya.

***

Ini adalah pertemuan pertama antara sooyoung dan seokjin, pertemuan mereka sebagai dokter dan pasien. Sooyoung menemui seokjin di rumah sakit, dan mereka memulai perbincangan awal antar dokter dan pasien.

"Jadi, bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya seokjin dengan lembut.

"Baik".

"Apakah tadi malam kau tidur dengan nyenyak?".

Sooyoung yang mendengar pertanyaan itu mengkerutkan keningnya dan menaikkan satu alisnya, apakah itu pertanyaan pribadi atau pertanyaan sesi terapi?

"Yeah".

"Apakah kau bernapsu saat makan?".

"Apakah itu pertanyaan sesi terapi?".

"Yeah, kenapa?".

"Tidak, aneh saja kau seakan bertanya pada kekasihmu".

Seokjin senyum terkekeh.

"Apakah menurutmu begitu?".

Sooyoung memandang seokjin tidak suka, entah mengapa ia merasa berbicara dengan seokjin membuat hatinya kesal.

"Maaf jika itu tidak membuat mu nyaman, aku hanya ingin tau bagaimana kau menjalani hari-harimu, apakah ada gangguan lain, jadi aku bisa menilai".

Sooyoung yang mendengarkan penjelasan seokjin pun mulai paham.

"Ah maaf, aku terlalu sensitif hari ini".

"Tidak apa, jadi apa yang membuatmu sensitif?".

"Entahlah, melihat dirimu membuatku sedikit kesal" jawab sooyoung dengan jujur.

Seokjin yang mendengar perkataan sooyoung hanya tersenyum, ia tau satu poin tentang sooyoung, sooyoung merupakan orang yang cukup frontal dalam menyampaikan apa yang ada pada fikirannya.

"Baiklah, sekarang katakan apa yang ingin kau katakan padaku" ucap seokjin sambil melipat tangannya kedadanya terlihat diwajahnya ia sedang serius.

The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang