4 : Liontin

5.2K 934 341
                                    

Hari itu, langit mendung kendati jam di dinding menunjukan pukul 9 pagi. Dalam kamarnya yang remang-remang, Soojae meringkuk di bawah selimut. Pipinya pucat dan nampak garis-garis kerinduan terpancar dari wajahnya. Sudah tiga hari semenjak ia tidur-tidur ayam di rumah Taehyung. Ia tak menemui pria itu lagi, bukan, bukan karena sang abang dan ayahnya marah, hanya saja Soojae sangat malu.

Malam itu ia sangat ingat kalau ia meminta Taehyung menciumnya, ia juga tidak pernah menyangka kalau kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Taehyung begitu terkejut, hingga ia diam terpaku selama beberapa saat. "Itu tidak mungkin," kata Taehyung.

Mungkin tergoda, tapi masih punya kesadaran untuk menolak, bagian yang membuat Soojae malu adalah ia bersendawa ketika Taehyung ada di dekatnya, sedangkan ia bahkan tak memakan apa pun. Ia sungguh malu, ketika Taehyung sudah pergi. Ia malah terus terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Jadi ia pun dengan malu-malu pergi ke depan untuk menemui Taehyung.

Ia meminta pria itu mengantarnya pulang, kalau Yoongi mengetahui ia tak kembali ke kamar, entah apa yang akan pria itu lakukan pada temannya tersebut. Sambil menautkan kedua tangan, lantaran takut dengan gelap dan gelegar langit, ia menatap Taehyung dengan penuh harap.

"Masuklah, aku akan menunggumu di sini." Soojae mengulum bibir. Ia berjalan selangkah dan melompat kaget ketika mendengar suara petir yang keras. Sedetik langit menjadi begitu cerah, cahaya itu melintang tinggi dari langit, seperti akar-akar pohon. Taehyung menahan bahu Soojae yang gemetar, Soojae ingat sekali saat itu ia menengadah dengan gigi gemelatuk, Taehyung mengelus pipinya yang pucat beberapa kali sambil mengatakan serentetan kalimat penenang. Pada akhirnya ia pun memberanikan diri, berlari kecil melintasi rerumputan yang lembab. Itulah terakhir ia bertemu Taehyung, ia tidak lagi muncul di hadapannya selama berhari-hari ini. Sementara ia begitu kesepian karena abangnya masih sibuk bekerja.

Ia sudah mandi, berpakaian bersih, menggunakan gaun berwarna cokelat muda, rambutnya dibiarkan tergerai, bergelombang membingkai kepalanya. Soojae bangkit duduk, ia menatap sekeliling kamarnya yang semakin hari semakin membosankan. Ia mengambil sebuah boneka kucing kesukaannya, memandanginya. "Aku rindu denganmu, Pusy. Kemana kau pergi?" Soojae membayangkan betapa sulitnya hidup Pusy setelah ia dibuang oleh ayahnya. Matanya melirik ke arah nakas, memandang datar pada segelas susu segar yang sajikan bibi Darin. Tidak ada senyum ceria, ucapan konyol dan rasa ingin tahu yang besar. Ia nampak rapuh ketika berada di dalam ruang lingkupnya sendiri.

Ia mau tidak mau meminum susu tersebut, menenggelamkan lagi tubuhnya ke dalam kasur serta selimut hangat. Mendung di luar, gelegarnya terdengar. Soojae tidak memperhatikan titik-titik air dari jendela yang ada di dekatnya. Tirai bergerak seiring angin bertiup, membisik lembut. Soojae mendengarkan suara mendesis dari ilalang yang bergesek diterpa angin. Tak lama dari itu, pintu kamarnya diketuk. Ayah sedang tidak ada di rumah, Yoongi oppa juga. Pasti itu bibi Darin, ketika Soojae menyahut dengan suara serak. Bibi Darin menghampiri. Ia tersenyum sambil meraih gelas yang sudah tandas isinya. "Taehyung menunggu Nona di bawah."

"Taehyung?" Soojae mengerjap. Bibi Darin terkekeh melihat perubahan ekspresi di wajah Soojae. Ia berujar lembut, "Katanya ia ingin membagimu kabar baik."

"Iyakah?"

"Iya, kalau tidak percaya turunlah." Soojae meraih sebuah tali rambut, ia mengikat rambutnya asal. Secepat kilat pergi turun ke bawah, ketika ia pergi ke halaman belakang. Ia menemukan punggung tegap Taehyung. Pria itu memakai kemeja kotak-kotak, lengannya di gulung sebatas siku. Masih memakai bandana, kali ini warnanya merah dan hitam, persis seperti kemeja yang dipakainya. "Taehyung punya kabar apa?"

Pria itu membalik badan, saat mereka saling berhadapan, tatapannya terpaku pada kuncir kuda lucu milik Soojae, mengulum bibir, ia nampak gemas dengan gadis di depannya, namun sangat gengsi untuk memuji. "Kemarin malam Moly melahirkan seekor kuda mungil."

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang