16 : Calling

3.8K 851 265
                                    


"Ayolah! Ia sangat berharap banyak padamu. Soojae nampak senang dan mungkin dengan hal tersebut Soojae tidak akan meminta pulang."

"Soojae terlalu polos untuk bekerja, bagaimana kalau nanti ada yang memperlakukannya dengan buruk?"

"Aku mengenal Jungkook, ia pemilik cafe itu. Aku yakin Jungkook akan menjaga Soojae dengan baik, ia lelaki yang bertanggung jawab."

Yoongi menatap Jinsung penuh selidik. "Kau sangat mengenalnya, mantan kekasihmu?"

Dengan sebal Jinsung menarik selimut sebatas leher, membiarkan Yoongi termenung di sisinya. Tadi pria itu menyelinap masuk ke dalam kamarnya sepulang bekerja. Beruntung Soojae sudah tidur di kamarnya. "Hei!" Jinsung memukul lengan Yoongi yang bergerak memeluknya. "Hanya peluk, pelit sekali." Yoongi setengah merengek.

"Tidak boleh peluk kalau kau masih keras kepala. Pikirkan saja, ini demi kebahagiaan Soojae. Aku yakin Soojae akan sangat senang bila mendapatkan suasana baru, ia akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri."

"Tapi Jungkook itu seorang bos lelaki kan? Bagaimana kalau ia menggunakan kesempatan itu untuk memanfaatkan kepolosan adikku?"

"Aku akan menjaminnya," bisik Jinsung pada Yoongi. Ia sudah berbalik badan untuk menatap kekasihnya. Tangan besar Yoongi menyentuh perut Jinsung. "Kau sangat keras kepala, Ji. Menyebalkan sekali," balas Yoongi dengan penuh penekanan. Jinsung menyeringai. "Demi kebahagiaan adik kecilku, aku rela melakukan apa saja."

"Terima kasih, Ji. Terima kasih karena kau sudah mengasihi Soojae dengan begitu besar."

Jinsung teringat akan adik perempuannya yang telah tiada karena sakit keras saat berumur 12 tahun. "Aku menganggap Soojae bukan sebagai anak kecil, ia gadis dewasa yang sama sepertiku. Ia tidak boleh hidup hanya pada duniamu, sebab ia memiliki dunianya sendiri, dunia seorang gadis cantik dan manis, dunia yang lebih luas dan indah daripada milik siapa pun."

Selama hampir semalaman membujuk Yoongi agar pria itu mengizinkan Soojae untuk bekerja di sebuah cafe, Soojae akhirnya mendapatkan izin. Mendapati hal tersebut, Soojae nampak sangat bahagia. Sebab akhirnya ia bisa bekerja dan merasakan rasanya mencari uang.

"Bi, ini Soojae. Ia adikku, bolehkah aku bertemu dengan Jungkook?"

Jinsung menatap bibi tua yang sedang menata makanan ke nampan. "Hai! Tentu saja boleh, Jungkook ada di dalam. Oh! Apa ini Soojae, kau cantik sekali."

Soojae tersenyum pada bibi itu. "Salam kenal, Bibi. Mohon bantuannya, dan maaf kalau nanti aku akan banyak merepotkan."

Sang calon kakak ipar mengacungkan jempol pada Soojae, tidak salah kalau Soojae belajar bicara bersamanya. "Jungkook ada di dalam, ia sedang sibuk sendiri," kata bibi Seo geli.

"Baiklah, kami pamit ke dalam dulu."

Yoongi tadi mengantar mereka, sementara setelah memberi beberapa nasihat pada Soojae, pria itu pergi bersama mobilnya. "Masuk."

Setelah mengetuk pintu, suara Jungkook terdengar dari dalam. Soojae dan Jinsung masuk bergantian, Soojae membungkuk sopan pada Jungkook.

"Wah, ada tamu ternyata." Jungkook menyambut hangat, Soojae memungut kertas yang berserakan di lantai. Ia mengumpulkannya dengan telaten. Jungkook menggaruk tengkuk belakanganya, "A-aha, maaf kalau kantorku ini agak berantakan. Aku sedang beres-beres."

Soojae menatapi Jungkook dengan seksama. Kemudian Jungkook beralih ke Soojae, mata mereka bertemu. "Apa ini gadis yang kau ceritakan, Nuna?"

"Ya, ini Soojae. Ia adikku, tolong jaga Soojae dengan baik."

Jungkook mengulurkan tangan pada Soojae. Gadis itu menunduk menatap uluran tangan bertato Jungkook, ia berpikir sejenak. "Tidak apa-apa kok," kata Jungkook gemas. Soojae membalas Jungkook, pria itu menggenggam Soojae dengan begitu hangat. Aura positif yang di miliki Jungkook membuat Soojae merasa nyaman, sampai mereka tidak sadar belum melepaskan genggaman tangan.

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang