26 : The time

3.8K 815 225
                                    


Waktu tak berhenti dan terus berjalan. Lusa lebih tepatnya, Soojae benar-benar akan menikah. Jimin mau menerimanya dengan senang hati, bahkan selama hampir minggu-minggu terakhir ini. Jimin selalu datang berkunjung, menemani Soojae dan terus berusaha untuk membahagiakannya. Soojae mencintai Taehyung, tapi bukan berarti ia tidak menghargai usaha Jimin. Mungkin Soojae akan berubah seiring waktu berlalu. Manusia terkadang melupakan janji dan perkataannya ketika menemukan sesuatu yang baru, yang nanti akan membuatnya nyaman dan yang secara tidak langsung akan mengubah jalan pikirannya.

Soojae memang terlihat bersemangat, tapi bukan berarti ia tidak bersedih. Gadis itu jelas punya perasaan, diam-diam memikirkan Taehyung dan kemudian berusaha agar melupakannya. Sia-sia, Soojae tidak pernah bisa melupakan sosok Taehyung di kepalanya.

Sambil berbaring di ranjang tempat tidurnya, gadis itu tiba-tiba teringat kilas balik hidupnya ketika ia bertemu dan berkenalan dengan pria bernama Kim Taehyung.  Soojae tersenyum tanpa sadar, lampu sudah dimatikan dan ia berbaring menghadap langit-langit kamar. Tangannya memainkan pita gaun tidur dan terus berkelana dengan ingatannya. Sayang disayang, semua mesti berakhir. Soojae menoleh ke arah suara pintu terbuka. Ia masih memakai kamar Yoongi sebab kamarnya sendiri masih dipakai Hyera.

"Oppa?" Soojae bangun untuk duduk, ia tersenyum saat Yoongi tersenyum di bawah sorot bulan terang.

"Kupikir kau sudah tidur," kata Yoongi lembut. Duduk di sisi Soojae dan menarik gadis itu ke pelukannya. "Oppa ada apa?"

Yoongi menggeleng, menyapukan tapak tangannya ke puncak kepala sang adik. "Aku ke sini karena rindu dengan adik kecilku."

"Benarkah?" Kemudian Soojae bersandar dengan riang ke dada sang abang.

"Aku teringat akan masa kecil kita dulu. Aku ingat saat eomma memakaikanmu gaun pengantin dan aku memakai jas rapih."

"Aku tidak ingat," ucap Soojae polos. Yoongi terkekeh. "Ya, tentu saja kau tidak ingat. Saat itu kau kan masih sangat kecil."

Soojae berkedip dan mengusapkan pipinya ke dada Yoongi dengan sikap manja. "Eomma mengatakan kalau hari itu adalah hari ulang tahun pernikahannya bersama appa, tapi appa tidak ada di sana karena sibuk berbisnis." Yoongi menunduk menatap sang adik yang menunggunya untuk melanjutkan kisah.

"Lalu?"

"Eomma sangat sedih, tapi eomma tidak ingin hari itu menjadi hari yang buruk. Jadi ia menyewa sepaket pakaian untuk dua anak dan memakaikannya pada kita. Aku awalnya tidak suka dengan jas itu, tapi eomma nampaknya senang. Jadi aku tidak menolak. Kau umur 3 tahun saat itu sedangkan aku 11 tahun, sungguh tidak ingat?"

"Tidak, aku tidak ingat."

"Saat itu rambutmu masih sedikit sekali, tidak seperti sekarang." Yoongi mengusap surai Soojae. Mencium puncak kepala si adik. "Maksud Oppa, aku botak!"

"Hm, bisa dibilang begitu. Sejak kecil kau sering sakit-sakitan, jadi rambutnya kebanyakan rontok."

"Memangnya aku sakit apa?"

Yoongi mencium pipi Soojae dan terkekeh saat Soojae menepuk bibirnya. "Oppa nakal! Jangan cium kalau belum menjawab pertanyaanku."

"Oppa saja tidak tahu kau sakit apa, karena oppa waktu itu sibuk sekolah."

"Begitu ya, aku sering dipukul dan dijahili teman-teman waktu di sekolah," kata Soojae sedih. Wajahnya mengerut pedih karena ingat dengan masa sekolahnya yang tidak menyenangkan. Melanjutkan, "tapi Oppa tak pernah menyerah dan memberikan mereka hukuman, padahal saat itu Oppa sedang kuliah dan pastinya sangat lelah, tapi Oppa datang seperti pahlawan hebat yang mampu mengalahkan monster mana pun."

"Soojae, jangan kau ingat-ingat saat itu ya. Aku tidak ingin kau jadi sedih."

Soojae mengusap air matanya dan mengangguk, kendati begitu ia malah mengingat kejadian di mana ia didorong sampai jatuh ke kolam renang dan hampir tenggelam kalau Ray tak menolongnya. Soojae bersekolah hanya sampai kelas 2 Smp, gadis itu ternyata menyerah dengan perlakukan teman-temannya yang jahil dan sering menghinanya. Padahal saat itu Soojae sangat cantik dengan rambutnya yang dikuncir kuda, kadang-kadang memakai bandana imut. Karena Soojae tak sanggup lagi, Yoongi tidak marah. Sebab sejak awal ia ingin Soojae berhenti bersekolah dan lebih baik belajar di rumah dengan membayar seorang guru. Soojae akhirnya bisa dikatakan lulus, tetapi jelas cara berpikirnya masih di bawah rata-rata. Belajarnya lambat sekali, sehingga sulit mengejar teman-temannya kendati gadis itu bermimpi ingin sekolah tinggi seperti Yoongi, kakaknya.

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang