3 : Want

6.5K 938 364
                                    

"Sudah siap?"

"Sudah, aku sudah tidak sabar ingin pergi menemui bibi Caroline."

Soojae bertepuk tangan gembira, gadis itu tersenyum bahagia. Pagi-pagi sekali Soojae sudah bangun dan mandi, ia memakai gaun putih selutut dengan rambut yang dikepang satu. Soojae tidak berdandan, wajahnya nampak polos alami, ia cantik sekali, benar-benar imut. Yoongi sang kakak, merasa sangat senang melihat Soojae begitu ceria dan bersemangat. Ia mencondongkan tubuh ke arah sang adik untuk memakaikannya sabuk pengaman. "Jangan keluarkan kepala dari jendela, oke?"

Soojae cemberut. "Aku kau melihat keluar."

"Tidak boleh karena itu berbahaya. Lihat saja dari dalam, kalau tidak menurut juga aku tidak akan mengajak pergi keluar lagi."

"Hm... baiklah," kata Soojae sambil melipat tangan di depan dada. Yoongi mengemudikan mobilnya sendiri, ia pergi tanpa meminta izin dari ayahnya. Sebab pria tua itu masih belum kembali, Yoongi tahu ke mana pria itu pergi, tentu saja menemui istri keduanya, menjijikan. Dalam kesempatan emas ini, Yoongi ingin mengajak Soojae pergi keluar, ia sedih melihat Soojae tumbuh hanya dalam lingkup rumah saja. Padahal ia ingin Soojae bisa pergi keluar dengan bebas, mengingat ia sangat suka bereksplorasi.

Ayah terlalu mengekang Soojae. Pria itu tidak ingin orang-orang memperhatikan anak perempuannya yang katanya 'kurang waras'. Karena sebagian besar masyarakat bekerja di pertanian milik tuan Jaehwan, tidak salah kalau masyarakat sering melihat bocah perempuan cantik itu, sesekali Soojae memang diajak keluar oleh Yoongi untuk melihat-lihat para petani memanen hasil kebunnya. Soojae tidak jarang membawakan segala macam makanan, ia membagi-bagikannya dengan ceria, contohnya seperti Soojae yang membagikan makanan pada Taehyung dan para pekerja rumah. Karena kepolosan dan ketulusan Soojae, tidak aneh kalau para penduduk kota sangat menyayangi Soojae.

"Hari ini bibi Caroline membuat gulali." Bibi Caroline asli orang Inggris, ia menikah dengan suaminya yang asli Korea, suami wanita itu memiliki kekerabatan dengan keluarga ibu mereka.

"Oh benarkah?" Soojae melompat-lompat di kursinya. Yoongi tersenyum cerah. "Ya, katanya ia sudah membuat banyak gulali untukmu."

"Aku suka gulali asam buatan bibi Caroline, rasanya enak. Asik!" Tadi, karena dilarang untuk tidak mengeluarkan kepala dari jendela mobil, Soojae sempat cemberut tidak suka, tapi mendengar bibi Caroline sudah menyiapkan gulali kesukaannya, Soojae menjadi sangat senang.

"Oppa, aku ingin pergi membeli manik-manik dan jepit rambut."

"Tentu, nanti saja kalau kita sudah pulang dari rumah bibi Caroline."

"Oke, hm, masih jauh ya, Oppa?" Soojae menguap. Gadis itu mengerjap dengan lucu, berusaha mati-matian untuk membiarkan matanya tetap terbuka. Semalam Soojae tidak bisa tidur, itu karena ia penasaran dengan hadiah yang akan diberikan sang abang, ternyata tanpa di duga, Yoongi memberinya hadiah yang sangat spesial. Iya, mengajaknya keluar rumah dan pergi mengujungi bibi Caroline.

Yoongi yang mengetahui adiknya sangat mengantuk hanya tersenyum tipis. "Sebentar lagi sampai," katanya pelan, Soojae sudah tidak mendengarkan ucapan sang kakak, sebab ia sudah tertidur pulas sekali. Kepalanya tersandar nyaman di kepala kursi, matanya terpejam lembut.

Yoongi sangat cemas, ia diminta oleh ibu untuk menjaga Soojae. Rasanya akan sangat sulit mencari pria yang mau menerima Soojae beserta kekurangannya. Lagi, ia tidak ingin sembarangan memilih pria untuk adiknya itu. Soojae istimewa. Adakah pria yang mau menerima Soojae?

Dengan reputasi dan status Soojae yang terlahir dari keluarga kaya, pasti banyak pria yang akan datang melamar, tapi apakah semua itu berlandaskan sebuah ketulusan? Yoongi takut pria-pria itu melamar Soojae hanya karena tergiur oleh harta yang di miliki keluarganya. Yoongi takut Soojae merasakan seperti apa yang ibunya rasakan. Adakah pria yang mau mencintai Soojae tanpa memandang kekurangan dan hartanya?

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang