8 : Smile

4.1K 869 316
                                    

"Aku lihat, kau sangat murung, kenapa?"

Mereka berjalan bersama ke kaki bukit belakang, Taehyung menuntun seekor kuda keturunan murni, jenis Mustang. Berbulu kecokelatan, memilik tubuh jangkung dan surai keemasan. Di sebelah lain kuda, Soojae berjalan beriringan, tetapi gadis itu tidak banyak bicara, hanya diam sambil sesekali bertanya tentang hal-hal yang terlintas di otaknya.

"Hm, tidak."

"Baiklah kalau begitu."

Mata kecokelatan emas milik Taehyung, menatap lurus ke arah Soojae, yang rambutnya di kuncir kuda. Diam-diam, Taehyung memuji betapa cantiknya gadis itu. Mungil, natural dan tidak banyak tingkah seperti gadis seusianya.

"Taehyung, aku mau berkuda di sana saja, boleh ya?" Soojae menunjuk sebuah pelataran hijau yang rumputnya tumbuh subur. "Tentu saja kalau itu yang kau mau," kata Taehyung dengan lembut.

Hari ini cuaca cerah, burung-burung keluar dari sarang dan mencari makan, mereka berkicau meredam kebisingan di dalam kepala.
Ketika Soojae menyingkirkan sehelai rambut yang terjebak di antara garis bibirnya, saat itu Taehyung menyadari kalau untuk pertama kalinya ia melihat Soojae memakai sebuah kemeja besar warna hitam-merah dengan motif kotak-kotak, tidak ada gaun panjang khas bangsawan. Ia memasukan ujung kemejanya ke ban celana jins hitam ketatnya, mempertajam bentuk paha yang berisi serta bokongnya yang bulat padat. Betapa indahnya...

Soojae juga memakai sepatu bot perempuan, topi koboi menutupi sebagian rambutnya yang dikuncir, tidak lupa pula dengan bandana dipasang pada lehernya yang berkulit putih mulus. Taehyung membayangkan bibirnya menyentuh leher gadis itu, menciumnya dan menghisapnya dengan penuh kasih, tetapi disingkirkannya gambaran kotor tersebut dari kepalanya.

Dasar bedebah kurang ajar, pergilah ke lapangan depan dan bantulah gadis itu untuk berkuda dengan aman. Ia menggertakan gigi dan mencengkram tali penambat keras-keras.
Beraninya kau merasuki otakku, dasar iblis kotor, pergilah kau, bajingan!

"Taehyung, kau melamun?"  Soojae melambaikan tangan padanya. Tersenyum cantik sekali.

Sialan, bibir itu, aku ingin menciumnya, aku ingin menciummu, Soojae. Tolong berhentilah tersenyum padaku.

"Taehyung?"

"Aku tidak apa-apa." Soojae mengangguk, meski wajahnya tetap muram, setidaknya gadis itu sudah mulai banyak bicara. "Sudah ya, di sini saja, aku sudah tidak sabar ingin berkuda dengan Melvin."

Melvin, kuda jantan yang saat ini sedang dielus-elus surainya oleh jemari rapuh gadis itu. Taehyung memperhatikan Soojae mencium wajah Melvin, mengusap kaki depannya yang kuat. Tubuh Taehyung menegang.

Melvin, betapa beruntungnya kau merasakan halus sentuhannya. Ah, kau sombong sekali Melvin, jangan menertawakan aku. Aku pria dewasa, aku tidak akan menyentuhnya, ia adalah gadis cantik yang ingin kulindungi. Aku sangat menyayanginya sebagai teman.

Sebagai teman? Bajingan! Jelas kau menginginkannya sebagai teman tidurmu. Tapi bagaimana bisa aku menjadikan gadis cantik dan lugu sepertinya menjadi teman tidurku, kendati aku mau menukar nyawa, aku tidak akan mendapatkannya. Aku tidak pantas untuknya, ia pantas mendapat pria yang lebih baik.

"Tolong bantu aku," Soojae merengek. Ia sudah berdiri di sisi Taehyung, menarik-narik lengan kemejanya yang kumal. Taehyung mundur ke belakang, memberi jarak. Tangan Soojae terulur ke arah tali pelana, menggengamnya dengan erat sementara Taehyung menjaga agar Melvin tetap tenang. Terjadi begitu cepat, tahu-tahu Soojae sudah di atas pelana, tersenyum di bawah payungan topi koboinya.

"Lepaskan saja, Tae. Aku sudah berkuda sejak umur 8 tahun, aku tidak akan jatuh."

Ia membiarkan Soojae melaju perlahan bersama Melvin, kuda itu menghentakan kakinya ke tanah gembur dan kemudian melaju cepat. Soojae begitu lihai, ia benar-benar menunjukan sisinya yang berbeda. Membuat Taehyung yang mendampinginya terheran dan terpana. Topi koboi gadis itu terbang ke tanah, rambut kuncir kudanya bergoyang-goyang dengan manis.

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang