Flower Flaws ✔

25 : Forever Love

   Mungkin, jika saja Taehyung boleh memilih. Ia lebih baik duduk di bawah pohon untuk menemani kuda-kuda daripada menemani Hyera pergi berbelanja di pusat kota. Mereka menempuh waktu bermenit-menit hanya untuk membeli sabun dan barang-barang wanita lainnya. Meski memang si Hyera membeli semuanya dengan uang warisan ayahnya sendiri, tentu saja hal itu masih menjadi beban bagi Taehyung. Pria itu hanya diam mengikuti Hyera, seperti seekor anjing yang patuh pada majikannya.

Sekonyong-konyong, Taehyung merasa kesal dan meninggalkan gadis itu di mall, pergi melesat dengan pick up tuanya. Hari ini ia sedang mengawasi para petani memanen padi yang hanya tersisa beberapa hektar. Karena ia ingat betul pesan Yoongi, ia tidak ingin mengecewakan siapa pun dalam pekerjaannya. Ia sudah diberikan amanah besar dan harus bisa menjalankannya dengan sebaik mungkin.

Ketika ia dalam perjalanan, ponselnya berdering nyaring. Taehyung tidak memedulikannya, ia terus mengabaikan panggilan itu sampai kemudian sangat kesal dan menghentikan laju kendaraan. Taehyung menepi untuk mengangkat panggilan telepon dari Hyera.

"Kau marah? Ayolah! Aku hanya minta ditemani!"

"Aku sedang ada pekerjaan. Kau pergi saja dan ajak teman-temanmu."

"Dasar brengsek!" Hyera mengumpat kasar sekali, tapi Taehyung langsung memutus panggilan telepon. Dengan wajah tanpa ekspresi, Taehyung melanjutkan perjalanannnya lagi. Hyera benar-benar mengingatkannya pada Melody. Hyera dan Melody adalah gadis modis, hidup yang serba ingin mewah, memiliki ketertarikan pada barang-barang mahal, dan kedua perempuan itu memiliki pola hidup mengikuti tren zaman. Dua perempuan yang hidup dalam dunia kepalsuan.

Ia menerima ajakan Hyera untuk berpacaran hanya agar ia berhenti memikirkan Soojae. Wajah Hyera dan Melody memang berbeda, tetapi Taehyung seperti melihat sosok keji Melody pada diri Hyera. Hal tersebutlah yang ia inginkan. Ia ingin diingatkan dengan sosok Melody yang kejam, agar ia tak lupakan sedikit pun tentang kepahitannya dan kembali keras seperti ketika ia belum mengenal Soojae.

Namun sifat kerasnya itu selalu luntur jika ia berhadapan langsung dengan Soojae. Gadis itu seperti magnet yang menariknya ke sisi lain dunia penuh kebebasan, dunia anak kecil yang tak memikirkan apa-apa selain hasrat untuk bermain dan bermain. Melody memberikannya luka sementara Soojae yang menyembuhkannya, kekontrasan dari dua wanita yang  mengisi hatinya itu membuat Taehyung menyadari bahwa hati manusia pasti pernah terluka, kemudian berhak dan pantas untuk mendapatkan penyembuhnya.

Hari yang terik dan berangin sejuk membuat Taehyung seakan pergi pada kenangan indahnya bersama sang nenek. Wanita itu tak pernah memarahinya kendati ia melakukan kesalahan, bahkan karena saking baik nenek padanya. Taehyung sampai berharap agar ia terlahir sebagai anak kandung wanita tua itu. Nenek adalah sosok yang berbeda dari ibunya. Ah, ibu ya? Apa kabar wanita itu? Apa ia baik-baik saja? Apa kehidupan rumah tangganya bahagia?

Taehyung tak pernah lagi melihat ibunya semenjak wanita itu bertengkar hebat dengan sang ayah belasan tahun silam, yang ia tahu, wanita itu menikahi selingkuhannya setelah resmi bercerai. Ayahnya menjadi tak karuan, hingga Taehyung sendiri menjadi korban dari perpecahan kedua orang tuanya, ia merasakan perubahan sikap sang ayah yang begitu kentara, jauh sebelum semua terjadi, ayahnya adalah sosok yang sangat penyayang, tetapi setelah hubungan asmaranya hancur berantakan, pria itu menggila dan tak kenal siapa-siapa, bahkan pada dirinya sendiri. 

Itulah alasan kenapa nenek dari pihak ayah meminta Taehyung untuk tinggal bersamanya. Karena ayah Taehyung saat itu benar-benar gila karena pengkhianatan yang dilakukan istrinya. Taehyung pun tak menyangkal bahwa putus cinta benar-benar sangat berdampak besar dalam kehidupan seseorang. Tergantung bagaimana cara menghadapinya.

"Wah, kau datang juga Kim!"

Tersentak Taehyung pada kenyataan, sepertinya ia mengendarai pick itu setengah melamun, beruntung ia tidak mengalami kecelakaan.