11 : Go away

4.5K 850 258
                                    

"Kau seharusnya tidak mengizinkanku."

"Kenapa? Padahal aku ingin mendapat ciuman persahabat lagi, lalu mengapa kau bertanya kalau kau tidak sungguh-sungguh?"

"Hm, hanya ingin tahu tentang beberapa hal."

"Apa?"

Dengan dingin, Taehyung menjauh dari gadis itu. Menghela napas dan memasang sabuk pengaman kembali. Soojae menunduk kecewa, padahal ia ingin sekali mencium Taehyung. Ia ingin menyentuh rambut tebal dan kepala milik pria itu, yang setiap hari selalu terikat oleh sehelai bandana.

"Kau mudah dimanfaatkan seseorang."

Bibir Soojae mengatup keras, gadis itu lebih memilih untuk menatap keluar jendela. Menunggu Taehyung bicara lagi. "Kau tahu bahayanya saat bersamaku?"

"Tapi kan kau temanku!"

Taehyung mencengkram kemudi erat-erat, matanya melirik Soojae yang tidak terima dengan penuturannya. "Memang benar, tapi ada batasan antara laki-laki dan perempuan."

"Kau membicarakan batasan, padahal sebelumnya kita berciuman."

Jantung Taehyung berdetak tak karuan, ia menelan ludah dan duduk dengan tegang, selama beberapa saat, mereka di lingkupi keheningan. Daripada berbincang-bincang dengan Soojae yang sedang keranjingan ciuman seperti anak remaja, lebih baik ia memfokuskan diri pada kemudi. Ketika mobil pick up yang mereka tumpangi masuk ke perdesaan padat, Soojae memandang kagum ke arah banyak orang. Beberapa dari masrakat sedang berkumpul dan berbincang, sebagiannya lagi sibuk dengan aktifitas masing-masing.

"Aku sudah lama tidak pergi ke kota."

"Benarkah?" Taehyung menoleh ke arah Soojae, lalu menemukan wajah sendu gadis itu. Kedua tangannya yang kurus bertautan di atas pangkuan, kepala Soojae mengangguk. "Apa Yoongi tidak mengizinkanmu?"

"Hm, ia selalu mengizinkanku."

"Lalu kenapa kau tidak pergi?"

"Tidak ada yang mau mengajakku, mereka beralasan kalau aku mungkin akan merasa tidak nyaman, padahal aku sendiri tahu kenapa mereka tidak mau pergi bersamaku, terutama appa. Karena aku ini bodoh, aku tidak bisa bersikap tenang dan sering mengacau."

Taehyung menggertakan gigi, napasnya berembus marah. "Kau tidak bodoh."

"Apa kau berpikirkan begitu?"

"Ya, kau pintar dalam banyak bidang." Soojae mencubit-cubit tapak tangannya yang halus. Mata Taehyung melirik ke arah paha mulus Soojae, yang tidak tertutupi gaun merahnya.

"Hm, aku pintar berkuda seperti eomma, iya kan?"

"Kau juga pintar memasak dan membuat kopi." Pipi Soojae bersemu merah, ia tertawa girang.

"Apa lagi? Ayo katakan!"

"Kau pintar berkebun dan membantu bibi Darin."

"Aku benar-benar sudah besar, ya? Sampai-sampai bisa sepintar itu."

Kau juga pintar membuat pria kurang belaian sepertiku mengeras di bawah sana, kau pintar membuat seorang pria mendambakanmu, gemas akan tingkah lakumu yang lugu, aku ingin menyentuhmu, Soojae. Menyentuh rambutmu, bibirmu dan menatap garis matamu yang indah.

"Bagaimana dengan Yoongi, apa ia juga berpikir begitu?"

"Yoongi oppa tidak punya banyak waktu untuk mengajakku berkeliling kota. Padahal kota Daegu ini sangat besar dan luas. Kami bisa menghabiskan banyak waktu bersama saat Yoongi oppa liburan, tapi kurasa ia lebih suka bersama kekasihnya."

"Tapi sekarang kau bisa pergi bersamaku, kan?"

Soojae menoleh ke arah Taehyung, lalu cemberut karena teringat akan kebohongan yang dilakukannya tempo lalu. "Kenapa wajahmu begitu?" Taehyung gemas, hampir-hampir mencomot bibir mungil Soojae.

 Flower Flaws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang