•02 Bismillah Lillah Istiqomah💫

1.5K 175 24
                                    

Happy reading🌞🖤

"Nyatanya kisah ini belum berakhir, bahkan mungkin baru dimulai"

-Gheasya Ailea
_

"Adek namine sinten?"

Karna merasa Ghea tak kunjung menjawab. Akhirnya fathur pun memutuskan untuk menyenggol lengan gadis itu.

"itu ditanya ama Gus Sahal, dijawab dong dek malah diem aja"tutur Fathur.

Ghea mengerjapkan matanya beberapa kali, "oh eh iya nama gue ghea"jawabnya.

Fathur menabok jidatnya sendiri melihat kelakuan sang adik. Haduhhh.

" kulo dek bukan gue"fathur mengoreksi bahasa ghea.

"iya itulah maksudnya"

Gus sahal tersenyum samar, "eh yaudah niki isi riyen formulir e, ten formulir niki sampean saged milih masuk kitab nopo tahfidz."

Abi menerima formulir yang disodorkan Gus Sahal. Kemudian selanjutnya ia langsung isi, garis bawahi abi mengisi formulir tadi tanpa bertanya dengan Ghea terlebih dahulu.

Gus sahal menolehkan pandang kearah ghea, yang ternyata gadis itu juga tengah menatap kearahnya. Mata mereka bertemu. Sesaat sebelum akhirnya Gus sahal yang memutus kontak mata keduanya.

Hati ghea berdenyut nyeri. Setelah ia susah payah melupakan sosok itu, dan sekarang ia kembali?

"niki gus"abi memberikan kembali formulir pendaftaran kepada gus sahal.

Lelaki itu membaca kertas putih yang sudah di ceklis sesuai keinginan itu dengan seksama. Dia kemudian memandang Ghea sebentar sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat ghea sanggup dilanda serangan jantung dadakan.

"jadi mulai sekarang sampean tahfidz ten mriki"

"APAA? TAHFIDZ? MIMPI APA GUE SEMALEM!!"teriak Ghea dalam hati.

*************

"hiks umi...Ghea gak mau tahfidz"rengek ghea disertai deraian air mata.

Saat ini mereka berdua tengah berada didalam kamar 2 fatimah az zahra, kamar yang akan menjadi kamar ghea mulai sekarang.

Gadis itu kini menangis dalam pelukan uminya. Percayalah abinya sama sekali tidak pernah mengatakan tentang ia harus mengikuti tahfidz.

Umi pun mencium puncak kepala putrinya itu sekilas, tak tau harus bagaimana lagi karna ini sudah keputusan final dari sang suami.

"shut sayang diem dong"wanita paruh baya yang tetap awet muda itu memeluk tubuh putrinya erat. Tangis ghea justru semakin pecah.

Dengan mata nya yang merah, dan dadanya yang naik turun ghea tiba tiba bertanya, "sebenarnya aku ini anak pungut darimana sih mi?"

Umi menatap ghea tak mengerti, apa yang barusan putrinya katakan ia sama sekali tak mengerti.

" kamu ngomong apa sih? Kamu itu anak umi, darah daging umi, umi yang ngelahirin kamu. Jadi jangan ngomong yang enggak enggak kayak tadi"

"ya gimana, aku cuma mau mastiin hiks. Soalnya kalo aku emang anak kandung abi umi, kalian pasti gak akan maksa maksa aku kayak gini."jawab ghea.

Umi mengambil sebelah tangan ghea, kemudian dengan lembut wanita itu menciumnya.

"maafin abi kamu sayang, tapi yang harus kamu tau ini semua kami lakukan untuk kebaikan kamu juga"

Ghea berdiri kemudian menatap uminya dengan raut wajah yang tak bisa digambarkan"kebaikan apa yang umi maksud? Yang ada disini ghea tertekan umi! "

" Umi tau kamu pasti berat, tapi umi juga yakin nanti suatu saat ghea justru akan berterima kasih sama abi karna keputusannya ini"

"haha,makasih?gak akan! Yang ada Ghea benci sama abi! "

Umi ikutan berdiri kemudian menatap lekat anak bubgsunya itu" kamu gak boleh ngomong gitu Ghea, umi gak suka anak umi kayak gitu sama orangtua."

"hm maaf umi"ghea menunduk merasa bersalah, apakah tadi perkataannya sudah keterlaluan?

"asal kamu tau ghea umi tuh khawatir sama kamy, kamu tau kenapa? "

Ghea menggeleng lemah, tidak berani lagi menatap wajah sang umi.

" umi takut suatu saat nanti kalo seandainya umi diambil yang kuasa tapi anak anak umi masih belum bisa mandiri, gak tau ajaran agama. Umi gak mau itu terjadi, umi mau kamu dan abangmu jadi anak sholeh sholehah."

"tapi umi-"ghea mendongakkan wajahnya.

"umi gak mau ada tapi tapian. Umi mau sekarang ghea janji. Kalo ghea bakalan sungguh sungguh mondoknya. Meskipun umi yakin awalnya memang sulit tapi nothing is impossible when Allah said 'kun fayakun' umi yakin itu"

Ghea menghela nafas pelan, baiklah seperti kali ini ia harus menurut"iya umi, tapi ghea takut. Takut kalo Ghea gak bisa buat hafalin al quran apalagi nanti harus murojaah juga"

Umi tersenyum kemudian memeluk erat sang anak menyalurkan sebuah dukungan lewat sebuah pelukan.

"gausah takut, tanemin aja dihati kamu. Bismillah lillah istiqomah. Insyaallah semuanya akan berjalan dengan baik"














Tbc!
Satu kata untuk gheaa??
Jangan siderss woii hargai

MY GUS MY LOVE (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang