DUA

67.1K 4.1K 36
                                    

Happy Reading❤
..............................

Setelah mengantar anak-anaknya kesekolah, Anna berkeliling mencari pekerjaan yang lainnya. Tadi ia menelpon Bu Ida untuk meminta izin tak masuk kerja di tokonya karna ingin mencari pekerjaan yang lain. Ida pun memberi izin kepada Anna, ia dan suaminya sudah menganggap Anna sebagai anaknya sendiri. Ida dan suaminya pun juga menganggap baby triplets seperti cucunya.

Anak-anak bu Ida dan suaminya sudah berumah tangga semua. Setiap dua atau tiga kali dalam seminggu anak-anak mereka berkunjung. Terkadang bu Ida dan suaminya yang berkunjung kerumah anak-anaknya. Terkadang jika bu Ida sudah rindu cucu-cucunya namun belum sempat bertemu, ia akan mengajak triplets bermain untuk mengurangi rasa rindunya. Sebab itu lah, bu Ida dan suaminya menyayangi triplets seperti cucunya sendiri.

Anna menitipkan anak-anaknya kepada bu Ida, jika ia nanti belum pulang kerumah. Sebenarnya ia tak ingin merepotkan bu Ida dan suaminya, namun karna ia harus mencari pekerjaan, dengan terpaksa ia menitipkan anak-anaknya kepada bu Ida.

Anna sudah mengelilingi kota Bali untuk mencari pekerjaan. Memang zaman sekarang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Ia belum juga menemukan lowongan pekerjaan. Anna duduk di bangku taman, ia sedang istirahat sejenak. Kakinya sudah merasa pegal karna sudah cukup lama berjalan. Anna memijit kakinya dengan pelan-pelan.

"Ya ampun pegel banget kaki gue." gumamnya.

Anna meminum air mineral yang ia beli tadi untuk menghilangkan dahaga. Rasanya begitu menyegarkan.

"Gue gak boleh nyerah, gue harus semangat demi anak-anak." gumamnya untuk menyemangati dirinya sendiri. Anna bangkit dari duduknya, ia mencari-cari lagi lowongan pekerjaan.

Setelah sekian lama ia mencari, ia menemukan sebuah restoran mewah. Disana terpampang tulisan sedang mencari lowongan pekerjaan. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, ia berjalan ke restoran itu dengan semangat.

Anna melihat brosur itu di kaca, ia melihat apa saja data-data yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan di restoran ini.

"Permisi Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pria yang berdiri di samping Anna. Anna pun terkejut dan melihat kesamping kanannya, seorang pria tampan yang memakai pakaian formal. Namun bagi Anna tetap suaminya lah yang paling tampan.

"Ehh ini Mas, saya mau melamar pekerjaan disini," ucap Anna dengan ramah.

"Kalau begitu Mbak bisa ikut dengan saya." Anna menatap pria itu dengan ragu. Pria itu pun paham akan tatapan Anna. Pria itu mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.

"Reno, manajer FA Restoran ini." pria itu tersenyum ramah kepada Anna. Anna tidak terpesona dengan senyum pria di depannya ini, mungkin jika itu wanita lain sudah pingsan ditempat.

"Hmm... Nama saya Anna."

"Ayo silahkan masuk!" Anna mengikuti langkah Reno menuju ruangan manajer.

Kini, Anna duduk didepan Reno yang sedang mengecek formulir milik Anna. Anna duduk dengan gugup, ia berdoa semoga ia bisa bekerja disini.

"Ekhmm.... Saya lihat, syarat-syaratnya sudah lengkap, saya putuskan kamu untuk masa percobaan kerja selama 3 bulan. Jika kerja kamu bagus dan kamu semangat bekerja kamu akan di terima di sini. Sebaliknya jika kamu tidak bekerja dengan baik, pihak restoran tidak akan memilih kamu sebagai pegawai. Kamu tenang saja, masa probation ini kamu akan tetap di gaji. Namun masih standar, jika kamu diterima nanti gaji kamu bisa bertambah. Itu juga dilihat dari cara kamu bekerja dengan baik atau tidaknya."

"Alhamdulillah, terimakasih pak, saya janji dengan semampu dan sebisa saya agar saya akan bekerja dengan baik. Saya akan berusaha sebisa saya untuk tidak mengecewakan bapak. Sekali lagi terimakasih banyak pak."

"Sama-sama Anna, dan mulai besok kamu bisa bekerja disini. Mari ikut saya, saya akan tunjukkan pekerjaan kamu dan loker kamu. Nanti saya akan berikan kostum pegawai kepada kamu."

"Baik pak." Dengan semangat, Anna mengikuti Reno untuk mengelilingi restoran mewah itu.

🥑🥑🥑

Setelah urusannya selesai, Anna segera pergi ke toko bu Ida untuk menjemput anak-anaknya.

"Assalamualaikum Bu, Pak."

"Waalaikumsalam." Anna mencium tangan Bu Ida dan Pak Suryo bergantian.

"Bagaimana nak, apa kamu mendapatkan pekerjaan?" tanya bu Ida. Anna mengangguk dengan semangat.

"Alhamdulillah. Ibu sama Bapak seneng dengernya."

"Iya Alhamdulillah Pak, Buk. Tapi tenang aja Anna masih bisa bantu Bapak sama Ibu. Anna dapet shif pagi sampe sore soalnya."

"Nanti kamu kecapean Anna. Ibu gak mau ya liat kamu sakit, trus cucu-cucu ibu jadi sedih."

"Bener Nduk, lagi pula karyawan di toko bapak juga banyak."

"Anna kan masih kerja disini Pak, Buk. Kalian bisa potong gaji Anna, karna Anna kerjanya cuma sebentar."

"Baik lah." ucap Pak Suryo dengan pasrah. Ia tau Anna sedikit keras kepala, jadi hanya itu yang bisa ia katakan.

"Eza, Erick, dan Ella mana Pak, Buk?" tanya Anna.

"Lagi main sama Dio dan Lia, cucu Ibu."

"Loh Mbak Yuli sama Mas Anton dateng Buk?" tanya Anna dengan antusias.

"Iyaa, kamu masuk aja sana kedalam rumah." Anna pun berpamitan untuk masuk kerumah Bu Ida. Dengan semangat ia berlari kecil memasuki rumah itu. Ya Anna sudah sangat akrab dan dekat dengan keluarga pak Suryo.

🥑🥑🥑

Saat ini Ikhsan sedang duduk di tepi ranjang dengan laptop yang ada di pangkuannya. Sesekali ia menyesap kopi yang sudah di siapkan oleh istrinya.

"Ma, tolong siapin perlengkapan Papa buat besok ya."

Kening Dina berkerut ketika mendengar ucapan suaminya.

"Memangnya Papa mau kemana?" Ikhsan mengalihkan pandangannya, ia menatap istrinya yang duduk di sofa. Istrinya yang tadi sedang membaca majalah, mengalihkan pandangannya dan melihat suaminya.

"Papa besok mau ke Bali. Ada pertemuan penting dengan client disana. Disana juga mau bahas tentang pembangunan Mall baru."

"Mama ikut ya Pa. Udah lama Mama gak ke Bali."

"Iya Ma, Mama siapin aja perlengkapannya. Tapi inget Ma, yang penting-penting aja jangan semuanya mau Mama bawa."

"Iyaa Papa."

"Hmm... tapi Pa, kenapa gak Farhan aja yang turun tangan?"

"Kasian Farhan Ma, dia juga butuh istirahat. Dia terlalu memforsir tenaganya Ma, bahkan dia seperti mayat hidup." la merasa sangat prihatin dengan anak semata wayangnya itu. Karna perbuatan istrinya, ia menjadi menderita, sebisa mungkin Ikhsan akan mencari keberadaan menantunya. Ia tak ingin anaknya menderita lagi, yang ia inginkan anaknya bahagia dengan pilihannya.

"Papa peringatin lagi sama Mama, jika kamu ingin anak kamu tidak semakin membeci bahkan kecewa kepadamu. Jangan pernah lagi untuk menjodoh-jodohkan Farhan dengan wanita-wanita pilihanmu itu." sebenarnya ia kecewa dengan prilaku istrinya. Ia merasa gagal menjadi imam yang baik untuk keluarganya. Sebisa mungkin ia akan membimbing istrinya kembali untuk menjadi orang yang baik. Seperti saat ia pertama kali berjumpa dengan Dina.

Entah kemana sifat istrinya yang dulu penyabar. Dan sekarang ia bingung dengan sifat istrinya yang bisa disebut jahat itu. Apakah pengaruh dengan ibu-ibu sosial zaman sekarang? Itu lah yang ada di pikiran Ikhsan.

"Sudah lah Pa jangan bahas itu terus. Mama bosen dengernya." Ikhsan diam tak menanggapi lagi perkataan istrinya. Dina pun mulai mempersiapkan perlengkapan yang perlu dibawa besok kedalam koper.

TBC

Gypsophila (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang