EMPAT PULUH TUJUH

24.4K 1.9K 75
                                    

Happy Reading❤
..................................

Sudah sejak sore Ikhsan, Dina, Erik, Eza, dan Ella sudah berada di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sejak sore Ikhsan, Dina, Erik, Eza, dan Ella sudah berada di rumah sakit. Hari sudah menjelang malam. Kini mereka masih berada di dalam ruangan Anna.

"Cucu tampannya Oma. Gemesin banget sih." gumam Dina. Ia mencium pipi gembul Varo dengan penuh kasih sayang. Anna tau, jika ibu mertuanya itu sangat menyayangi anak-anaknya dengan tulus. Varo pun hanya diam di gendongan Omanya. Sesekali ia menggeliat.

"Cucu Opa yang cantik, seperti Kak Ella." ucap Ikhsan. Ia mencium pipi gembul cucu bungsunya itu.

"Tapi tetap cantikan Ella, Opa." sahut Ella dengan percaya diri.

"Iyaa Ella, kamu cucu Opa yang paling cantik." Ella pun tersenyum puas mendengar ucapan Opanya.

"Keturunannya Mas Farhan tingkat kepercayaan dirinya terlalu tinggi." gerutu Anna. Farhan pun menoleh kepada Anna.

"Aku denger loh yang." sahut Farhan dengan suara kecil.

"Ck! Memang kenyataannya begitu, lihat lah Erik dan Ella, mereka selalu berkata dengan percaya diri sangat tinggi bahwa mereka tampan dan cantik. Memang bagus jika orang memiliki kepercayaan diri, tapi mereka terlalu percaya diri. Lihat Eza,  kalem sepertiku." sahut Anna dengan bangganya. Farhan pun berdecak kesal, ia tak menyahuti lagi ucapan Anna.

Hubungan Dina dan Triple E sudah lumayan membaik. Tapi terkadang mereka juga masih sedikit cuek pada Omanya. Tapi mereka tau, Omanya tulus menyayangi mereka. Itulah yang membuat mereka sedikit luluh dengan Dina. Dina merasa senang akan hal itu, ia perlu berusaha sedikit lagi agar cucu-cucunya menyayangi dirinya. Triple E pun akan memberi kesempatan pada Omanya, tapi jika ada yang menyakiti Bundanya lagi, jangan lah berharap. Mereka tidak akan membiarkan orang itu tenang. Mereka akan menjahilinya.

Triple E menatap adik mereka dengan takjub. Mereka gemas melihat Varo dan Alesha yang sedang tertidur lelap. Triple E juga sempat bermain dengan adik mereka tadi. Hari pun sudah semakin larut malam.

"Eza, Erik, Ella. Ayo pulang nak, sudah malam." ajak Dina. Mereka pun dengan kompak menggelengkan kepalanya.

"Loh kok gak mau pulang?" tanya Farhan.

"Mau jagain adik Yah." sahut Eza sambil memandang Farhan dengan tatapan polosnya. Farhan pun di buat gemas sendiri dengan anak-anaknya.

"Kalian pulang saja ya, ini sudah larut malam nak. Apalagi besok kalian sekolah, kalau nanti bangun kesiangan bagaimana? Kalian bisa di marah sama ibu guru." ucap Anna dengan lembut. Ia mengusap rambut triple E bergantian.

"Emang kalian mau terlambat sekolah dan di hukum nantinya?" tanya Farhan.

"Enggak Ayah." ucap mereka dengan kompak.

"Kalian pulang sama Opa dan Oma yaa. Kalian harus istirahat." ucap Anna.

"Tapi yang jaga adik sama Bunda siapa?" tanya Erik.

Gypsophila (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang