DUA PULUH SATU

46.2K 2.8K 34
                                    

Happy Reading❤
...................................

Ikhsan menangis karna terharu. Ia masih tak percaya bahwa ia sudah memiliki cucu. Bahkan ia sangat berterimakasih pada Tuhan sudah memberinya cucu. Bahkan ia langsung diberikan tiga cucu sekaligus.

"Opa." ucap mereka dengan lirih. Ikhsan senang mendengar panggilan itu. Hatinya merasa hangat ketika triple E memanggilnya Opa.

"Iyaa sayang ini Opa." Ikhsan masih juga meneteskan air mata harunya.

"Opa jangan nangis." Ella mengusap air mata Ikhsan.

"Enggak nak, Opa hanya terharu. Opa senang sekali bisa berjumpa kalian lagi."

"Kami juga seneng ketemu sama Opa lagi." sahut Erik dan di angguki oleh Ella dan Eza.

"Opa beneran kakek kita kan?" tanya Eza dengan sedikit takut-takut. Ikhsan pun mengangguk mantap.

"Iyaa nak." mereka pun kembali berpelukan lagi. Seperti ada seauatu yang membuncah dalam dirinya. Kehadiran triple E yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Bahkan pertemuan tak sengaja saat itu ia pun tak pernah mengiranya. Kita memang tak tau apa rencana Tuhan untuk kita. Wajah Erik sangat mirip dengan Farhan waktu kecil. Tak perlu di ragukan lagi soal triple E, ia yakin seratus persen bahwa triple E benar-benar cucunya.

Anna dan Farhan pun tersenyum melihat interaksi Ikhsan dan triple E. Anna menangis haru melihat interaksi itu. Farhan melihat itu, ia pun menangkup wajah Anna. Farhan mengusap air mata istrinya.

"Dasar cengeng." cibir Farhan. Anna pun memukul pelan lengan Farhan.

"Enggak, aku cuma terharu." Anna mengerucutkan bibirnya karna kesal. Farhan menjadi gemas, ia mencubit kedua pipi chubby istrinya.

"Gemes aku tuhh sama kamu."

"Mas, ada Papa sama anak-anak." bisik Anna.

"Biarin. Liat tuh Papa sama triple E aja gak peduliin kita." benar saja, mereka sedang asik mengobrol dan bermanja pada sang Kakek. Bahkan mereka tak memperdulikan sekitarnya. Mungkin mereka sedang melepas rindu karna sudah lama tak berjumpa.

"Triple E, Papa ayo kita makan siang." triple E dan Ikhsan pun menoleh kearah Farhan.

"Ayo makan Pa, Papa mau makan apa?" tanya Anna.

"Hmm Papa ingin iga panggang." Anna pun bangkit dari duduknya. Farhan pun mencekal pergelangan tangan Anna. Membuat Anna menatap suaminya.

"Kamu mau kemana sayang?" tanya Farhan.

"Mau buatin Papa makanan." ucapnya dengan polos.

"Enggak, kamu duduk sini. Buat apa banyak pekerja disini, jika mereka tidak bekerja? Kamu cukup diam disini."

"Tapi...."

"Sattt.... Aku akan telpon orang bagian dapur." Anna pun duduk kembali. Ikhsan menatap Anna dengan penuh tanya. Ia baru sadar jika Anna menggunakan seragam restoran ini. Setelah makan nanti, ia akan tanyakan semuanya pada Farhan dan Anna. Ia sangat membutuhkan penjelasan dari semua ini.

"Kamu mau makan apa?" tanya Farhan. Anna menggelengkan kepalanya.

"Aku udah makan, masih kenyang." Farhan pun mengangguk. Farhan segera menelpon bagian dapur untuk membawa makanan untuk Papanya.

Tak lama kemudian, makanan pun datang. Farhan sengaja menyuruh Lina mengantar makanannya, karna hanya Lina yang mengetahui status antara dirinya dan Anna. Mereka pun memulai makan siang itu. Eza meminta pada sang Bunda untuk menyuapinya. Dengan senang hati Anna menurutinya. Anna pun heran semakin hari Eza semakin manja padanya. Padahal sebelumnya tak begini, tapi Anna senang akan hal itu. Manjanya Eza masih ditahap wajar.

Gypsophila (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang