Dinginnya malam menemani, Semilir angin menghampiri, Terjangan ombak seiring berganti. Namun sepertinya, semua itu tak menyurutkan niat seorang gadis untuk menikmati.
Ia datang kembali, setiap hari terus berulang tanpa henti hingga menjadi rutinitas tanpa sugesti. Hanya berbekal diri dengan kemeja putih dan celana diatas lutut, tak lupa selimut tenun kesayangannya.
Dengan rambut panjang terurai berwarna hitam pekat, ia terus mendekati pinggir pantai untuk merasakan dinginnya air menyentuh telapak kaki.
Tanpa takut, khawatir, bahkan cemas, ia mulai menutup mata. Mendengarkan tangisan air pada sang laut, mendengarkan teriakan ombak pada terumbu karang, mendengarkan rengekan angin pada bulan.
Sedikit demi sedikit....
Keheningan mulai menemani, Kesepian mulai menghampiri,
Kesedihan mulai masuk kerelung hati.Satu persatu tetes air mata jatuh, tak lelah ia selalu mengulang kejadian yang sama. Datang lalu menangis tanpa kata ataupun bicara.
30 menit berlalu, tak ada niat untuk kembali. Menunggu sesuatu untuk menghampirinya, menunggu seseorang untuk menjemputnya, menunggu harapan untuk mendatanginya, dan menunggu semangat untuk menjenguknya.
Namun tiba-tiba seorang lelaki dengan kemeja putih dan jeans robek mendekatinya. Memeluknya tanpa alasan, menemaninya tanpa perbincangan, memberi ketenangan tanpa diminta.
15 menit dilalui bersama tanpa percakapan. Hanya tangan yang mulai membalas memeluk, lalu senyuman yang mulai datang, dan sandaran yang mulai muncul.
"Terima kasih telah menemaniku disini" kalimat pertama yang keluar dari bibir sang gadis setelah 45 menit menutup
"Aku akan selalu disini bahkan saat kau memutuskan untuk kembali" ujar sang lelaki mengeratkan pelukanya seakan tak ingin ucapannya itu terjadi.
"Aku tak akan kembali, Sam. Dunia tak mengharapkanku lagi, lalu kemana aku harus pulang jika bukan kau ?" Ucap gadis itu dengan sendu dan nada sedih
"Cepat atau lambat ada saat dimana kau harus kembali, entah besok atau lusa akan ada permintaan untuk menjemputmu, dan aku tahu hal itu pasti terjadi" ucap Lelaki yang dipanggil Sam tersebut.
"Maafkan aku" dua kata yang keluar dari bibir sang Gadis
"Tak apa, aku yang memintamu" ucap Sam menjadi kalimat terakhir dari percakapan tersebut.
Setelah itu tanpa aba-aba Sam menggendongnya ala bridal style, sang gadis dengan reflek memeluk lehernya. Lalu senyum hadir diwajah mereka berdua, tanda bahwa hari ini telah berlalu dengan baik.
----
Pagi hari di Miami
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel.For The Beginning |END|
FanfictionTerlupakan, Terkhinati, Terabaikan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan dia yang sekarang. Hanya karena satu kesalahan ia kehilangan segalanya, hanya karena satu kecerobohan kehancuran menghampirinya, hanya karena satu ketidakadilan kebencian m...