Dengan senyum Githa menjawab
"Disini bukan tempatku lagi, Leo-ya" ucap Githa sambil membelai pipi Leo dengan lembut
Yang lain langsung terkejut beserta seseorang yang sedari tadi telah diabaikan.
"Wae, kenapa Eonni berkata seperti itu ?!?" Marah Chaerin
"Eonni jangan tinggalkan kami"
"Iya eonni, kami hanya ingin kau"
"Rumah ini terlihat kurang tanpa hadirnya kau, eonni"
"Eonni kumohon, kembalilah"
Mereka memohon secara bergantian sambil memberi tatapan memelas pada Githa. Namun Githa masih tersenyum dan menggeleng
"Kalian akan terbiasa tanpa diriku" ucap Githa tetap kekeh pada pendiriannya
"Andweee, Noona tak boleh pergi lagi. Eomma kumohon tahan Jinsoo nonna" ucap Leo langsung menghampiri Hoorin yang sedari tadi diam
"Iya Eomma, kumohon biarkan eonni kembali ke rumah ini" ucap Chaerin ikut menghampiri Hoorin
"EOMMA" teriak mereka semua bersamaan
Sedangkan Githa dan Hoorin setia terdiam sambil menatap satu sama lain. Suasana ramai dengan permintaan para adik secara bergantian. Namun entah kenapa bagi Hoorin dan Githa saat ini hanya fokus menatap, saling memberikan penjelasan walau lewat tatapan.
"Itu keputusan eonni mu, Chaerin-ah. Dia sudah dewasa, dia sudah bisa menentukan jalannya sendiri" ucap Hoorin menghentikan segala permohonan mereka.
Yang lain ikut terdiam, Ditengah keheningan Hoorin mendekati Githa
"Nyatanya kau memang sudah dewasa, kau bisa menentukan jalanmu sendiri. Tak ada yang akan menghentikannya. Tapi ingatlah, dalam pikiran seorang ibu tak pernah sedikitpun terlintas tuk meninggalkan anaknya. Aku tak pernah berpikir tuk meninggalkanmu, Jinsoo. Tak pernah sedikitpun. Jangankan niat, bayangan saja tak pernah" ucap Hoorin penuh kelembutan sambil membelai wajah Githa dengan kehangatan
Githa hanya terpejam menikmati sentuhan Hoorin. Nyatanya ia memang merindukan belaian sang ibu.
"Kau tetap boleh menentukan jalanmu sendiri, aku yakin kau dapat menyelesaikan segalanya. Dan mungkin kau sudah menemukan rumah baru untuk kau pulang, tapi ingatlah rumah lama ini tetap menjadi rumahmu. Kau bisa pulang kapanpun kau mau. Bahkan segala aset dan harta ini adalah milikmu. Karena memang ini adalah hasil jerih payahmu, Seluruh isi rumah ini adalah hakmu. Kami hanya menjaganya untuk dirimu dan selamanya akan begitu" lanjut Hoorin
Setelahnya tanpa sadar Githa memeluk Hoorin.
"Maaf, tapi diriku yang lama sudah menghilang. Aku tak bisa menetap disini dengan diriku yang sekarang, aku tak pantas bersanding dengan kalian semua. Maafkan aku" ucap Githa memeluk Hoorin dengan erat
"Terserah kau bilang apa, yang kupercaya adalah kau tetap anakku. Kumohon ingatlah itu selamannya" pinta Hoorin sambil tersenyum
"Aku akan mengingatnya, terima kasih untuk segalannya. Semua dengan dirimu dan kalian adalah memori terindahku" ucap Githa tersenyum sambil menatap Hoorin dan para adik secara bergantian
Leo, Chaerin dan yang lain mulai kembali menghampiri Githa.
"Leo sekali lagi, berjanjilah kau akan menjaga mereka semua bahkan dengan nyawamu" ucap Githa menggenggam tangan Leo
"Aku akan selalu menepati janjiku Nonna" ucap Leo sambil tersenyum
"Dan Chaerin tetaplah bersikap seperti ini. Aku tahu pasti sulit bersikap dewasa dari pada yang lain, tapi terkadang kebersamaan butuh pengorbanan" ucap Githa membelai rambut Chaerin
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel.For The Beginning |END|
FanfictionTerlupakan, Terkhinati, Terabaikan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan dia yang sekarang. Hanya karena satu kesalahan ia kehilangan segalanya, hanya karena satu kecerobohan kehancuran menghampirinya, hanya karena satu ketidakadilan kebencian m...