"Hah...hah...hah" Githa terbangun dengan nafas terengah dan peluh keringat membasahi
"Nih minum, berulang kali aku berusaha membangunkanmu. Akhirnya kau bangun juga." Ucap Jisung disampingnya sambil memberikan segelas air.
"SAM....aku butuh sam....hiks...." ucapnya menangis langsung memeluk Jisung mengabaikan air yang telah ia bawa.
"Hei, tenang. Ada aku disini, juga Hyunjin dan yang lain. Kumohon bertahanlah, ini baru awal" ucap Jisung setia memeluk Githa
"Jisung, aku tak ingin disini....hiks....semua....mimpi burukku terjadi..." ucap Githa menangis meraung, ia sangat lemah, sangat rapuh, ia butuh lelakinya sekarang.
"Aku ingin pulang....." ucap Githa semakin menyayat hati Jisung, apakah keputusannya salah membawa Githa kembali ?
"Maafkan aku" ucap Jisung lesu, sedangkan Githa hanya menangis tanpa henti
"Nih, aku sudah menelpon Sam. Berbicaralah dengannya" ucap Hyunjin tiba-tiba datang dengam hp ditangannya
Tanpa pikir panjang Githa langsung menerimanya, sedangkan pasangan Hyunsung menyingkir keluar kamar.
"Sam ?"
"...."
"SAM" teriak Githa tak sabaran
"hey, calm down baby. Aku disini tak kemana-mana, ok ? Ada apa dengan suaramu, kau menangis ? Oh, c'mon apa kau tak bisa jauh sedikit denganku ?" Ucap Sam diselingi candaan membuat Githa mulai bernafas lega
"Aku rindu kau, rindu pelukanmu, aku mimpi buruk lagi Sam" ucap Githa lesu
"...."
"Sam ?"
"Tenang aku masih disini, aku hanya tak tahu bagaimana meresponmu. Disinipun aku juga begitu, sangat merindukan dirimu, rengekanmu, bau shampoomu, bahkan amarahmu. Tapi kau harus menyelesaikan janjimu dulu. Tolong walaupun sakit kita rasakan bersama, tepati janjimu sayang" ucap Sam meyakinkan Githa
"Ya...aku akan berusaha semampuku"
"Itu baru wanitaku"
"Aku sangat mencintaimu, Sam"
"Aku lebih mencintaimu"
Setelah itu Githa menutup telponnya, ia langsung meringkuk menangisi nasibnya. Setelah dulu ditinggalkan semuanya, kenapa sekarang ia harus meninggalkan orang yang ia sayang ? Takdirnya begitu kejam.
****
"Apa keputusan kita tepat Hyunjin ?" Tanya Jisung selepas pergi dari kamar Githa.Untuk sementara Hyunjin dan Jisung akan rutin menghampiri Githa setiap harinya, toh Dormnya dengan apartemen Githa sangat bedekatan. Hal itu mereka lakukan agar bisa menjaga Githa lebih intens, sangat beresiko jika Githa sering sendiri tanpa pemgawasan.
"Kita tak tahu, Jisung. Yang kutahu Jinsoo pasti bisa mengatasi segalanya. Tapi yang sekarang yang ada disini adalah Githa, bagian terpuruknya Jinsoo. Aku hanya bisa berharap agar semua bisa kembali seperti semula dengan Jinsoo atapun Githa" jelas Hyunjin sambil memeluk bahu Jisung, berusaha memberikan ketenangan.
"Ya, aku juga berharap" ucap Jisung sambil menyandarkan kepalanya didada Hyunjin.
Saat ini semua mulai harus berjuang, Seorang perempuan dikamar yang sedang menangisi takdirnya atapun sepasang kekasih yang sedang berharap pada jalan yang berliku.
----
"Wow, siapa yang memasak hari ini ?" Tanya Hyunjin keluar dari kamar mandi
"Apakah aromanya mulai tercium ? Aku memasak nasi goreng hari ini" ucap Githa sambil tersenyum menanggapi Hyunjin
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel.For The Beginning |END|
FanficTerlupakan, Terkhinati, Terabaikan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan dia yang sekarang. Hanya karena satu kesalahan ia kehilangan segalanya, hanya karena satu kecerobohan kehancuran menghampirinya, hanya karena satu ketidakadilan kebencian m...