"Jadi setelah kau taruh ini, kau harus menekannya. Dan setelah itu tambahi air lewat ini. Terakhir biarkan sebentar dan langsung kasih ke Githa, biar dia yang melanjutkan" ucap Sam menjelaskan cara kerja mesin kopi pada Jisung
"Ohh, ok. Makasih" balas Jisung tanda telah mengerti
"Hah.... kenapa harus dia sih, Sam ?" Tanya Githa yang sedari tadi diam memperhatikan, ia tak mengerti dengan pemikiran sang pacar yang malah menerima Jisung untuk mejadi pengganti dia sementara
"Karena hanya dia yang bisa kupercaya. Tak mungkin dalam waktu singkat aku harus mencari pengganti, bukan ? Jadi please terima saja" ucap Sam lalu memakai coat, terlihat kesusahan Ghita berinisiatif ikut membantu juga.
"Jangan cemberut, lagipula Jisung moodbooster. Aku yakin kalian akan cocok walau nantinya cafe harus rusuh tanpa pelanggan" ucap Sam sambil menangkup wajah Githa
"Hah, rasanya aku ingin ikut denganmu saja. Cepat pulang, aku merasa tak enak hari ini" ucap Githa selesai memakaikan coat dan memeluk Sam erat
"Oh, C'mon. Hanya hari ini, urusan kali ini sangat mendesak. Aku harus ke luar kota untuk menyelesaikan beberapa masalah pengiriman. Aku akan berusaha pulang cepat, ok ?" jelas Sam dengan berat hati
"Janji ya, aku tak bisa tidur tanpa pelukanmu" ucap Githa masih tak terima sang pacar akan meninggalkannya
"Iya, jangan buat aku ingin menerkammu sekarang. Kalau begitu aku pergi dulu, bye. Baik-baik sama Jisung ya" ucap Sam terlalu pergi setelah memberikan kecupan terakhir pada Githa
"Sangat romantis sekali" komentar seseorang yang sedari tadi diam
"Oh, my gosh. Aku melupakan ada sejenis mahluk sepertimu dicafeku" sindir Githa
"Mahkluk unique, kan ?" Ucap Jisung percaya diri
"Euhhh"
Tring....
"Let's go work together my friend" ucap Githa setelah mengetahui hadirnya pelanggan
"Ok, ma sister"
****
"Hah, sangat melelahkan. Kenapa harus sangat rame saat Sam tidak ada" keluh Githa langsung tepar disalah satu meja pelanggan
"Berarti aku pembawa keberuntungan" ucap Jisung ikut duduk setelah memberi tanda closed di depan pintu cafe
"Ya ya ya, aku sedang tak ingin berdebat"
"Mau kubuatkan kopi ?" Tawar Jisung
"Kalau boleh silahkan saja" jawab Githa
"Ok"
Jisung langsung kembali berdiri dan berniat membuatkan dua gelas kopi untuknya dan Githa
"Sepertinya sekarang kau sangat menyukai mesin kopi" canda Githa sambil menopang dagunya
"Yap, dibandingkan dengan Hyunjin"
"Hei, jangan membohongi diri sendiri. Aku yakin sekarang kau pasti merindukannya, apalagi saat melihat kemesraanku dengan Sam. Iya, kan ? Jujur saja Han Jisung" goda Githa
"Ya, terserah kau lah. Kau tahu segalanya" ucap Jisung selesai membuat kopi dan berjalan menuju meja Githa
"Lalu bagaimana dengan Minho...." ucap Githa agak canggung dengan kata terakhir karena ragu-ragu memberi panggilan hormat atau tidak.
"Panggil nama dengan oppa saja tak apa jika kau memang belum terbiasa. Jujurlah dengan dirimu sendiri" ucap Jisung lalu memberikan kopi
"Thanks" ucap Githa canggung sambil menerima kopinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel.For The Beginning |END|
FanficTerlupakan, Terkhinati, Terabaikan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan dia yang sekarang. Hanya karena satu kesalahan ia kehilangan segalanya, hanya karena satu kecerobohan kehancuran menghampirinya, hanya karena satu ketidakadilan kebencian m...