"Kenyang, nggak?" tanya Mark.
Dara hanya bisa mengangguk-angguk saja karena mulutnya masih penuh.
"Aku juga kenyang," ujar Mark, lalu meletakkan sekotak susu di depan Dara. "Buat kamu aja."
"Eh?" sahut Dara bingung. "Kamu nggak minum apa-apa dari tadi."
"Minum di kelas aja, aku bawa minum," jawab Mark. "Udah ya, aku mau balik ke kelas."
"Jangan lupa nanti sore!" sahut Dara.
"Iya," jawab Mark. "Aku tunggu di depan gerbang, pukul empat."
Dara hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban. Kemudian Mark pergi meninggalkan kelasnya. Jam istirahat akan berakhir sepuluh menit lagi, jadi Mark cukup terburu-buru berjalan untuk sampai ke kelasnya. Kelas Mrs. Jang habis ini jauh lebih menakutkan daripada kelas Mr. Park.
"Pasti dari kelas Dara," sambut Lucas ketika Mark duduk di kursinya.
"Ngomongin Dara mulu," balas Mark.
Lukas terkekeh. "Tahu nggak Dara suka makan apa?" tanyanya tiba-tiba.
"Apa aja dia makan," jawab Mark sekenanya.
"Oh? Aku mau orderin makanan buat dia nanti malam," jelas Lucas.
"Serius?" Mark menatap Lucas dengan mata membelalak.
"Serius..." jawab Lucas. "Emang kenapa?"
"Waktunya tepat banget. Nanti malam aku ada di rumah Dara, jadi orderin satu porsi lagi buatku ya," ujar Mark.
"Dih, ngapain di rumah Dara?" sahut Lucas.
"Belajar lah, minggu depan udah ujian. Mana tugas Mr. Park besok aku belum sama sekali," jelas Mark.
"Aku mau ikut," kata Lucas.
"Ke mana?"
"Rumah Dara."
"Dara suka marah-marah."
"Terus kenapa?"
"Kamu nggak takut dimarahin?"
Lucas mengangkat alisnya, bingung.
"Udah, kapan-kapan aja jalan berdua sama Dara, aku cuci tangan. Kalau hari ini aku bener-bener harus belajar," ujar Mark.
"Yah, nggak bisa gitu—"
"Mrs. Jang," potong Mark.
"Hah?" Lucas menyahut bingung.
"Mrs. Jang udah datang, jangan duduk di meja!" teriak Seola kepada Lucas. "Lucas!"
Lucas buru-buru turun dari atas meja. Benar saja, sesaat setelahnya Mrs. Jang masuk ke dalam ruangan, membawa setumpuk kertas. Pasti hasil ujian harian seminggu lalu. Anak-anak di dalam kelas tersebut langsung mengeluh, kecuali Mark yang sibuk merapikan bajunya sebelum kena damprat Mrs. Jang.
"Memangnya ujian saya susah banget, ya?" ucap Mrs. Jang tanpa basa-basi.
Sekelas tidak ada yang menjawab. Tentu saja, jika kau masih waras tentu tidak akan menjawab.
"Semuanya C," lanjutnya.
Sekarang anak-anak saling melirik satu sama lain.
"Mark Lee."
Mark mengangkat kepalanya sambil gelagapan. Tepat sekali ia baru selesai merapikan lipatan lengan bajunya. Dengan wajah gugup yang diusahakan nampak polos ia menatap wajah Mrs. Jang.
"Bagikan hasil ujiannya," lanjut Mrs. Jang.
Sekelas kembali saling melirik satu sama lain. Dalam kelas Mrs. Jang, jika ada siswa yang disuruh membagikan hasil ujian, maka hanya ada dua kemungkinan: siswa tersebut mendapat nilai yang sangat bagus, atau sangat jelek. Dalam kasus Mark, semuanya sangat yakin pada opsi kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...