07 Februari 20xx
***
Hari terakhir ujian.
Suasana kelas ribut seakan tidak peduli pada mata pelajaran yang akan diujikan pada hari ini. Beberapa siswa masih terlihat sedang belajar, tentu saja, namun sebagian besar lebih memilih untuk mengobrol dan bercanda satu sama lain. Tapi, siapa yang tahu kalau hari sebelumnya mereka sudah belajar mati-matian?
Sebentar lagi pukul delapan, tetapi keadaan di koridor tidak kalah berisiknya dengan kelas-kelas tersebut. Seorang siswa bahkan bercanda dengan temannya sambil melempar-lempar bola basket, membuat para siswi yang takut tertimpuk bola mencoba menghindar sambil berteriak-teriak kesal.
Tetapi Dara hanya mencoba menghindar sambil memutar bola matanya, sesekali melirik saat mendengar pekikan siswi lain yang sedang marah-marah.
Gadis itu berjalan menyelinap-linap di antara kerumunan siswa di koridor, sebisa mungkin membuat dirinya tidak kelihatan. Sejak hari pertama ujian, ia selalu berusaha berangkat paling pagi agar dapat pergi ke kelasnya dengan aman, namun entah kenapa hari ini ia justru bangun kesiangan. Ditambah lagi, sudah dua hari ini ayahnya sedang berada di luar kota, sehingga ia terpaksa menaiki bus untuk pergi ke sekolah.
Beruntungnya, koridor di depan kelasnya sendiri tidak begitu ramai. Tetapi, langkahnya melambat saat melihat seseorang sedang bersandar di depan kelas sambil menatapnya dari kejauhan. Dara menoleh sebentar, memastikan siapa tahu yang ditatap siswa tersebut adalah orang lain. Tetapi tidak, mata siswa itu benar-benar menatap dirinya. Dengan langkah canggung, Dara menghampiri siswa tersebut.
"Ng.... Nyari aku?" tanya Dara tanpa basa-basi. Dibacanya name tag yang terpasang di kemeja siswa tersebut. Lucas Wong.
Siswa tersebut, Lucas, menganggukkan kepalanya. "Choi Dara, kan?" tanyanya memastikan, meski ia sendiri sudah tahu. "Aku mau ngomong sesuatu."
"Sekarang?" tanya Dara.
Lucas menggeleng. "Nggak, sebentar lagi udah mau bel masuk," jawabnya. "Pulang sekolah nanti. Aku tunggu di minimarket dekat sekolah."
Dara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, lalu memandangi punggung Lucas yang semakin bergerak menjauh.
***
Pukul 14.00, bel pulang baru berbunyi. Dara bergegas merapikan alat tulisnya lalu segera menghambur ke luar kelas bersama anak-anak lain. Dengan langkah terburu-buru ia berusaha melewati lautan siswa yang berkerumun di koridor.
Minimarket terdekat jaraknya lumayan jauh dari sekolah, pun sedikit berlawanan arah dari halte bus. Biasanya ia dan Mark pergi ke sana jika mereka ingin makan es krim, tetapi kali ini gadis itu berjalan sendirian. Rambutnya berkibar-kibar ditiup angin, dan meskipun musim panas sudah di depan mata, ia masih memakai jaketnya yang biasa.
Lucas ada di sana, di seberang minimarket. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku dan ia berdiri bersandar di sebuah tembok.
"Hai," ucap Dara kaku saat tiba di samping Lucas. Tanpa diduga-duga, Lucas malah menyodorkan sebungkus es krim coklat kepada gadis itu.
"Eh?" tanya Dara kaget.
"Mark pernah bilang kamu suka makan es krim ini," jawab Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...