"Tiket ke Busan, dua orang."
Wanita yang melayani penjualan tiket tersebut dengan cepat mengetikkan sesuatu di komputernya, kemudian ia memberikan dua tiket ke Busan yang tadi dipesan oleh Mark setelah pemuda itu menyerahkan uang pembayaran.
"Terima kasih," ucap Mark, yang juga dibalas dengan ucapan terima kasih oleh wanita tadi.
Mark segera keluar dari antrean, kemudian menghampiri Lena yang sedang bersandar di sebuah tiang bangunan, tidak jauh dari tempat pembelian tiket tersebut.
"Kamu mau makan?" tanya Mark.
Lena memutar bola matanya. "Aku udah sarapan tadi, dan baru aja kamu nyuruh aku beli beberapa makanan di minimarket," jawab Lena. "Aku nggak kelaparan, Mark."
Mark melirik kantung belanja yang dibawa oleh gadis itu sambil tersenyum kecil. "Sini, aku yang bawa," ujarnya.
Lena langsung menyerahkan kantung tersebut kepada Mark, kemudian mereka berdua berjalan menuju ke peron. Ada cukup banyak orang di stasiun tersebut hari itu, mungkin karena sekarang hari Minggu. Untung saja keduanya memakai masker, sehingga Mark tidak merasa terlalu cemas.
"Kamu masih nggak penasaran kita mau ke mana?" tanya Mark.
"Kemarin aku tanya, dan kamu cuma jawab kalau kita akan pergi jauh," ujar Lena.
Mark mengangguk pelan. "Memang jauh," ucapnya. "Begitu jauhnya sampai mungkin kamu bisa bilang kalau kali ini kita benar-benar kabur. Perjalanan ke rumah nenekku kemarin cuma pemanasan."
Lena diam saja, hanya memandangi orang-orang di sekitarnya yang juga sama-sama sedang menunggu.
Gadis itu baru saja hendak menanyakan kapan kereta mereka akan datang ketika dari jauh terdengar gemuruh suara kereta yang memasuki stasiun. Mark langsung menegakkan tubuhnya begitu melihat kereta datang.
"Nggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Mark.
Lena menggeleng sambil mengangkat tote bag yang dipegangnya. Hanya itu saja barang yang ia bawa.
Begitu kereta berhenti di hadapan mereka, Mark langsung menggenggam tangan Lena. Mereka berdua masuk ke dalam kereta, kemudian berjalan sebentar untuk mencari gerbong serta nomor kursi yang sesuai dengan tiket yang tadi ia beli.
"Ah, ini," ujar Mark akhirnya. Ia langsung menaruh tasnya di atas tempat penyimpanan barang, begitu pula dengan tote bag yang dibawa Lena. Sedangkan kantung belanjaan tadi masih ia pegang, karena siapa tahu tiba-tiba salah satu dari mereka merasa lapar atau haus.
Lena mengambil tempat di dekat jendela, sedangkan Mark duduk di sebelahnya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Tidak lama kemudian, kereta mulai berjalan perlahan meninggalkan stasiun. Lena memandangi bangunan stasiun yang seolah bergerak ke belakang.
"Tidur aja," ucap Mark dengan mata terpejam. "Perjalanan kita panjang. Kamu bakal capek nanti."
Lena tidak menjawab perkataan Mark barusan, sehingga Mark kembali membuka matanya karena penasaran. Ia mengira gadis itu sudah tidur lebih dulu, tetapi nyatanya masih saja memandang ke luar jendela.
"Busan," ujar Mark.
Lena langsung menoleh dan menatapnya. "Apa?" tanyanya.
"Tujuan kita ke Busan," jawab Mark. "Jauh, kan? Lebih baik kamu tidur sekarang."
Gadis itu tampak terlihat sedang berpikir sejenak, sehingga Mark kembali dibuat penasaran melihatnya.
"Kenapa? Kamu belum pernah ke sana, kan?" tanyanya.
"Aku pernah di sana," jawab Lena tak disangka-sangka.
Kini Mark langsung menatap gadis itu dengan lekat. "Oh, ya?" tanyanya. "Berapa tahun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...