14 Februari 20xx
***
Lelaki itu duduk sendirian di halte bus, menunduk sambil memandangi ponselnya. Pesan yang baru saja masuk ternyata dari ibunya.
Ibu: Ibu masak kare. Jangan pulang terlambst.
Lelaki itu mendongak sebentar sambil tersenyum kecil karena membaca kesalahan ketik tersebut. Ah, ternyata ia Changbin rupanya.
Me: Baiklah. Sebelum pukul lima sore aku akan tiba di rumah.
Ibu: 👍🏻
Changbin kembali mendongak sambil menatap ke sekelilingnya. Hari itu cerah sekali, lebih-lebih lagi karena jam sudah menunjukkan pukul satu, hawa panas terasa sangat menyengat. Diketuk-ketukannya kakinya ke tanah dengan gelisah, tidak sabar menunggu kedatangan bus.
Tak lama kemudian, bus yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Changbin bergegas berdiri lalu masuk ke dalam bus. Beruntungnya bus tersebut tidak ramai karena entah kenapa saat itu ia sedang tidak ingin dikelilingi keramaian. Sambil duduk di kursinya, ia menatap keluar. Meski hawa di dalam bus lebih dingin karena AC yang terpasang, Changbin masih tetap berkeringat. Ia gelisah.
***
"Jadi," ujar Dara, "hari ini lancar?"
Mark mengangguk. "Yah, lumayan," jawabnya. "Seenggaknya aku punya harapan dapat nilai bagus."
"Berkat aku," sahut Dara.
Mark terkekeh. "Omong-omong, kenapa kamu berangkat ke sekolah hari ini?"
"Loh, emang kenapa? Kan masih wajib masuk meski ujian udah selesai," jawab Dara sambil menaikkan kedua alisnya.
"Anak-anak lain banyak yang bolos," ujar Mark lagi. "Lagipula udah hari terakhir begini, sekalian meliburkan diri sampai nanti akhirnya pengumuman libur."
"Aku bosan di rumah, nggak tahu mau ngapain juga," sahut Dara.
Saat itu mereka sedang berjalan kaki setelah pulang sekolah. Hari ini adalah hari terakhir Mark ikut ujian susulan, sedangkan anak-anak lain masih diwajibkan untuk datang-meski banyak juga yang meliburkan diri-sebelum akhirnya libur sekolah resmi mulai minggu depan.
"Ah, iya," celetuk Mark tiba-tiba. "Mau main ke rumahku, nggak?"
"Eh?" Dara terkejut. "Emang boleh?"
"Yaa boleh, lah. Siapa yang ngelarang?" Mark balas bertanya.
"Kan-" Dara agak ragu sejenak, "-TKP."
"Kan bukan persis di rumahku," jawab Mark.
"Emangnya pengacaramu nggak akan ke rumah?" Dara bertanya lagi. "Besok sidang pertama, kan?"
Mark terdiam sejenak, lalu menganggukan kepalanya. "Iya," jawabnya. "Aku takut."
"Kenapa takut?" tanya Dara. "Kan ada aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...