01 Februari 20xx
⚠️⚠️⚠️
blood content (no pict, just words)
⚠️⚠️⚠️***
Hari Sabtu. Hari di mana Mark berencana untuk menyegarkan diri sesaat di rumah neneknya sebelum satu minggu chaotic yang penuh dengan ujian.
Mark meraih ponselnya dari atas nakas. Pukul enam pagi. Bus ke Paju akan berangkat pukul sepuluh, tetapi sebelumnya Mark harus pergi ke terminal dulu.
Mark menguap lebar-lebar, lalu membalikkan badan. Semalam Dara pulang dari rumahnya pukul sembilan malam. Entah kenapa gadis itu terlihat sedikit gelisah, Mark juga tidak mengerti. Dara bersikeras tetap tinggal di rumah Mark sampai ia mandi dan bersiap-siap untuk tidur, tetapi akhirnya pulang juga ke rumahnya sendiri setelah Mark mengingatkan bahwa gadis itu harus berangkat pagi-pagi besok. Sampai ia hendak pulang pun, gadis itu terlihat sangat mengkhawatirkannya.
Dara yang aneh.
Mark masih melanjutkan belajarnya sendirian hingga pukul satu pagi. Tetapi sepanjang waktu itu, ia benar-benar tidak bisa fokus. Lagi-lagi ia kembali memikirkan Lena. Apa ia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya sekarang? Mark benar-benar gelisah, tapi ia bahkan tidak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Mark kembali menguap. Masih banyak waktu tersisa apabila ia tidur satu jam lagi. Tetapi yang ia lakukan hanyalah berbaring dalam diam sambil menatap langit-langit kamarnya. Pertanyaan mengenai keadaan Lena kembali memenuhi pikirannya.
"Argh," Mark berdecak kesal. "Kenapa aku mikirin dia mulu?"
Tetapi Mark benar-benar tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa ia memang memikirkan gadis itu. Diam-diam ia benci fakta bahwa ia tahu apa yang terjadi pada gadis itu, tetapi ia tidak bisa melakukan apapun untuk menolongnya, setidaknya sedikit saja.
Mark menghela napas. Ia bisa gila kalau hanya berbaring dan terus-menerus berpikir tanpa ada habisnya. Lebih baik ia makan saja sekarang.
Mark pergi ke dapur dengan rambut acak-acakan. Peduli amat dengan penampilannya sekarang, toh tak ada yang melihat juga. Pagi ini ia ingin makan sesuatu yang sederhana, jadi ia mengeluarkan sekotak tahu dari dalam kulkas. Ia memotong tahu tersebut menjadi beberapa bagian, lalu menggorengnya sebentar. Di samping itu, ia juga menggoreng dua butir telur.
Nasi sisa kemarin masih ada, jadi Mark berencana menghabiskan sisa nasi tersebut. Diambilnya sejumlah kimchi dari kulkas, dan tadaa, sarapan sederhana ala Mark telah siap. Beberapa potong tahu, dua butir telur goreng, semangkuk nasi, dan sejumlah kimchi menjadi sarapannya kali ini.
Mark mengangkat kepala dari mangkuk nasinya saat mendengar pomselnya berdering. Buru-buru ia bangkit berdiri dan pergi ke kamarnya karena ia meninggalkan ponselnya di atas kasur tadi.
"Hm? Halo, Nek?" sahut Mark.
"Ternyata udah bangun," ujar neneknya. "Lagi makan, ya?"
Mark terkekeh, lalu berjalan kembali menuju meja makan. "Tahu aja," balasnya. "Kenapa telepon sepagi ini?"
"Hari ini benar mau ke rumah, kan?" tanya neneknya. "Kalau iya, Nenek mau masak banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...