"Mau ke mana?" tanya Lucas begitu melihat Mark buru-buru merapikan mejanya dan bersiap untuk keluar saat Mr. Lee keluar dari kelas.
"Ke tempat yang pasti kamu udah tahu," sahut Mark.
"Kelas Dara?"
"Dara mulu," balas Mark. "Mau ngasih tugas Mr. Park yang kemarin, habis itu ke kantin."
"Ooh."
"Ke kantin buat ketemu Dara."
Mark buru-buru lari keluar dari kelas sebelum Lucas sempat membalas. Tak lupa ia menenteng buku catatan Dara yang kemarin ia pinjam.
Yah, seperti biasa, kantin sangat ramai. Bel istirahat baru saja berbunyi lima menit lalu, dan suasana kantin sudah seperti pasar. Mark berjalan menembus kerumunan orang-orang untuk menemui Dara yang baru saja mengirim pesan bahwa ia sedang duduk di meja di pojok kantin.
"Rame banget, aku sampai keringatan," ujar Mark begitu tiba di meja tempat Dara duduk. Gadis itu tengah sibuk makan jadi ia tidak membalas perkataan Mark.
"Nih," kata Mark sambil menaruh buku Dara di atas meja. "Aku mau ngasih tugasku ke Mr. Park dulu, nanti balik lagi ke sini."
Dara hanya mengangguk-angguk dengan mulut penuh.
Mark kembali berjalan menembus kerumunan orang. Dengan susah payah ia menjaga agar kertas tugas yang dibawanya tidak lecek ataupun terlipat. Perjalanan menuju ruang guru jauh lebih menantang ketimbang saat ia di kantin tadi. Ia melambatkan langkahnya begitu pintu ruang guru terlihat.
Mark menghembuskan napas. Dengan ragu ia mengetuk pintu, kemudian masuk ke dalam.
Mr. Park sedang duduk di mejanya, menghadap ke laptop. Mark berjalan menuju ke mejanya dengan agak gugup.
"Oh? Mark Lee?" sambut Mr. Park begitu Mark tiba di samping mejanya.
"Anu, saya mau mengumpulkan tugas yang minggu lalu diberikan," kata Mark, sedikit cemas menanti respon Mr. Park.
"Ya, ya, taruh saja di situ," ujar Mr. Park tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
Mark agak kaget dengan respon Mr. Park yang santai itu. Buru-buru ia meletakkan kertasnya di tempat yang ditunjuk, membungkukkan badan sambil berterima kasih, kemudian segera keluar dari ruang guru. Tanpa diduga-duga urusan yang ia pikir akan mengerikan ternyata berjalan dengan sangat lancar. Kini dengan langkah ringan ia berjalan kembali menuju kantin sekolah.
"Gimana?" tanya Dara begitu Mark duduk di hadapannya.
"Beres," sahut Mark senang. "Lancar jaya."
Dara mengangguk. "Baguslah," katanya.
"Tugas minggu ini selesai semua, besok aku mau pergi," ujar Mark, anehnya, dengan nada datar.
"Uh?" kata Dara. "Pergi ke mana?"
"Ke rumah nenekku," jawab Mark. "Nenekku tahu Senin nanti aku ujian, jadi dia suruh aku pulang ke sana."
"Ah," sahut Dara. "Aku jadi pengen ikut, lihat rumah lamaku."
"Ikut aja," ajak Mark.
Dara menggeleng. "Nggak bisa, besok ada makan malam di rumah sepupuku," jelas Dara. "Aku pasti udah harus siap-siap dari pagi."
"Huh, sayang banget," ujar Mark. "Udah berapa tahun, ya, aku nggak ke sana?"
Dara terkekeh. "Kamu ngomong kayak udah sepuluh tahun nggak pernah ke sana sama sekali," katanya. "Baru juga pindah tahun lalu ke sini."
"Tapi rasanya kayak udah lama banget," sahut Mark. "Kamu udah dua tahun pindah, kan?"
Dara mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [Mark Lee]
FanfictionBerapa banyak anak yang tinggal sendirian di sebuah apartemen meski masih duduk di bangku SMA? Sepertinya jarang, namun Mark Lee adalah salah satu dari sejumlah orang yang jarang tersebut. Sudah hampir setahun sejak Mark tinggal sendirian di sebuah...