Malam terjadinya perang besar itu yang merenggut banyak nyawa tak berdosa. Pertengkaran antara dua kubu lawan yang saling berebut kekuasaan demi menunjukkan siapa yang paling hebat diantara mereka. Tidak pandang bulu, semuanya ikut terkena imbas dari konflik internal keduanya.
Malam itu, dimana seorang anak kecil ikut menjadi korban, Jeon Dae Myun tergerak hatinya. Ditengah puluhan kawannya yang tengah sibuk adu senjata, Dae Myun malah mati-matian menyelamatkan nyawa seorang anak yang tertimpa rak berukuran cukup besar. Bukan tanpa alasan, ia hanya merasa iba pada anak itu. Setelah menyaksikan kakaknya tertembak di depan mata, ia juga harus ikut merasakan sakit luar biasa akibat ketidaksengajaan yang dilakukan salah satu kawannya.
Jadi, ditengah perang tak tak kunjung usai, Dae Myun membawa anak itu ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan pertama. Meninggalkan seluruh atribut yang ia kenakan, dirinya hanya berpikiran untuk menyelamatkan nyawa si pemuda malang tersebut.
Ia menunggu di ruang UGD dengan tampang tenang, seolah tak terjadi apa-apa, kendati hatinya sungguh tak dapat dikatakan baik-baik saja. Di tangan kanannya ada sebuah foto satu keluarga. Ayah, ibu, dan kedua anaknya. Foto polaroid itu sepertinya baru saja diambil, terbukti dari latar dimana mereka berada. Yang Dae Myun lihat, ada sebuah tulisan tak terlalu rapi dibawah foto itu yang cukup menyita atensi nya.
Untuk Jungkookie
Selamat atas kelulusan mu, Jungkookie. Belajar yang rajin ya, supaya bisa jadi pilot. Nanti kau bisa ajak kakak terbang :D
Dari kakakmu yang paling tampan sedunia, Kim Taehyung.Dari situ, Dae Myun menatap nanar foto itu, tertuju pada sebuah bingkai wajah tak asing yang selalu jadi rindunya. Tanpa sadar, air matanya menetes.
"Itu kau. Aku menemukanmu, adikku" yang Dae Myun maksud disini adalah ayah Jungkook, adik yang telah lama terpisah dengannya sejak kecil.Pertengkaran hebat kedua orang tua mereka membawa keduanya kepada perceraian. Adiknya dibawa oleh ayahnya, sementara dirinya sendiri dibawa ibunya untuk pergi keluar negara. Disanalah sang ibu kembali menikah dengan warga kebangsaan negara Korea, Jeon Chang Jun. Kendati ia dengan sang adik telah terpisah benua, namun keduanya sama sekali tidak hilang komunikasi, mereka tetap saling berhubungan, sekedar menanyakan kabar ataupun bertukar cerita.
Tetapi, sepuluh tahun terakhir ini, Dae Myun kehilangan kontak adiknya akibat tragedi pengeboman yang terjadi di menara World Trade Center kota New York. Kejadian itulah yang akhirnya juga membuat Dae Myun kehilangan ibu dan ayah tirinya hingga ia memutuskan untuk kembali ke negara asal, Korea Selatan seorang diri.
Hidupnya kelimpungan di Korea. Tanpa sanak saudara. Rumah lamanya pun sudah tak lagi berpenghuni, kemungkinan besar ayah dan adiknya sudah pindah dan memiliki kehidupan sendiri. Dari situ, Dae Myun menjadi sangat frustrasi. Hidupnya urakan. Jadi perampok, minum minuman keras, judi. Lalu akhirnya ia bertemu dengan Tuan Ryu yang menawarkan kehidupan baru padanya. Benar saja, hidupnya berubah sejak saat itu. Dia bukan jadi penjahat kelas teri lagi, melainkan komplotan mafia yang disegani banyak kalangan. Disamping dirinya yang mulai berjaya, dalam hati Dae Myun sejujurnya masih mengharapkan dapat bertemu dengan sang adik yang entah dimana keberadaannya.
Namun malam itu, disaat mereka harusnya bisa bertemu untuk melepas rindu, situasi justru sangat tak berpihak padanya. Dengan mata kepalanya sendiri, Dae Myun melihat sang adik meregang nyawa setelah mendapat tembakan tepat di kepala.
Dae Myun menyadari bahwa harusnya malam itu tak pernah ada. Mereka belum sempat bertukar cerita. Haruskah Tuhan kembali mengambil apa yang ia punya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] NALADHIPA || Brothership
Fanfiction(END) Rona tipis sang surya di penghujung senja. Semburat kelam bayang-bayang di masa silam. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Rahasia Tuhan, kuasa murni penentu tiap jengkal kehidupan. Kim Jungkook. Tiap nafasnya adalah te...