Sebelumnya, Taehyung tidak pernah merasa sekacau ini ketika menggeledah masa lalu. Dia tidak diberi waktu melakukan hal itu. Ayahnya selalu melarang nya untuk mengulik kenangan lampau. Namun, pemuda yang akhir-akhir ini ia temui selalu menyesakkan isi kepala, hingga Taehyung akhirnya memutuskan untuk benar-benar mengulik masa lalunya yang sempat terlupa dengan sedikit paksaan. Benar saja, ia berhasil menemukan satu wajah yang familiar tersimpan jauh dalam lembar kenangannya.
Tubuh Taehyung jatuh bersimpuh diatas lantai kamarnya sembari meremat sebuah foto usang yang sudah termakan usia berada di bagian paling bawah laci nakasnya. Sakit itu menggerogoti begian kepala hingga hatinya yang bagai ditikam berulang kali. Taehyung sadar dengan apa yang dia temukan. Tetesan darah dari salah satu lubang hidungnya membuktikan seberapa kuat ia coba mencaritahu kebenaran tentang dirinya sendiri.
Air mata Taehyung menderas, diiringi isakan menyakitkan yang sebisa mungkin ia tahan agar tak seorang pun dengar. Rasanya sungguh menyesakkan ketika melihat potret lapuk sebuah keluarga disana. Gambar yang diambil dengan kamera polaroid tujuh tahun yang lalu disebuah taman bermain pusat perbelanjaan. Tidak mungkin Taehyung tidak ingat. Bahkan dia sendiri yang menulis pesan manis dibawah foto itu untuk jagoan kesayangannya. Masing-masing dari mereka memiliki satu untuk disimpan.
Taehyung meremat kuat dadanya kala rasa sesak yang menyakitkan itu hinggap disana. Dia tidak bisa menampik apa yang ada dihadapannya saat ini. Sekalipun akan ada yang menganggapnya sebagai delusi belaka, namun senyum itu tak pernah bisa menipunya. Adiknya hidup. Orang yang sudah diberitakan tewas tujuh tahun yang lalu ternyata masih hidup, dan sekarang dia sudah berada didalam lingkup hidupnya.
"Itu kau.." suaranya bergetar. Tangisnya pecah saat itu juga tanpa ada yang tahu. Taehyung benar-barat menahannya seorang diri saat ini, karena bahkan Gihwan juga sedang tidak berada dirumah.
"Adikku... Itu sungguh kau"
◾▫◾▫◾
Jimin tidak menampik kalau ada hal berbeda hari ini. Rasanya benar-benar hampa ketika seharian ini dirinya tidak mendengar ocehan Taehyung. Entah kemana anak itu pergi hingga sama sekali tak menampakkan diri. Bahkan hingga Jungkook hendak berpamitan setelah acara curhatnya dengan Jimin usai pun, Taehyung tak kunjung datang.
Raut gelisah Jimin tentu saja tertangkap oleh Jungkook. Pemuda itu memilih untuk setia disana mendampingi Jimin yang sepertinya memang butuh teman. Dia tahu siapa yang Jimin butuhkan.
"Kenapa tidak pergi menemuinya saja? Kau rindu dengan polahnya, bukan?"Jimin menangkap maksud Jungkook. Ia tahu siapa yang tengah dibicarakan. Tidak lain dan tidak bukan adalah Kim Taehyung.
"Lalu kau?""Aku bisa pulang setelah ini. Lagipula sebenarnya kita tidak ada jadwal hari ini 'kan?" Jimin menghela napas. Ia tidak suka merusak pertemuannya dengan Jungkook, namun hatinya juga tidak bisa dibantah. Jika Taehyung melakukan sesuatu yang tidak biasa, itu tandanya kondisi anak itu juga sedang tidak biasa. Sekalipun tingkahnya yang biasa tidak bisa dianggap normal untuk ukuran dokter, tetapi Taehyung yang bertingkah normal justru membuat Jimin khawatir.
Jungkook tersenyum sebelum bangkit dan pamit pada Jimin. Gerakannya ingin melangkah keluar saat dahan pintu telah terbuka harus terhenti lantaran ada hal yang membuatnya terkejut. Mata Jungkook membulat diiringi senyuman orang normal.
"Eoh, dokter Kim?" badan Jungkook berbalik, kini menatap Jimin yang sudah berdiri.
"Jimin-ssi, dia ada disini"Dengan cepat Jimin menyambar Taehyung, tak lupa memukuli pantatnya sebagai luapan rasa khawatir yang belebihan, sampai membuat Taehyung mengaduh kesakitan.
"Berani-beraninya kau! Kemana saja!?""Aduh!"
"Kau mencariku?" balas Taehyung dengan wajah kagetnya yang nampak bodoh. Kadang Jimin berpikir, apakah temannya ini benar-benar seorang dokter? Kenapa tingkahnya tidak mendukung sama sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] NALADHIPA || Brothership
Fiksi Penggemar(END) Rona tipis sang surya di penghujung senja. Semburat kelam bayang-bayang di masa silam. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Rahasia Tuhan, kuasa murni penentu tiap jengkal kehidupan. Kim Jungkook. Tiap nafasnya adalah te...