17 - Sebuah Rencana 14 : 11

3.3K 430 319
                                    

"Aku tahu siapa Eris"

"A-apa?"

"Aku mengenal Eris, kak Namjoon" kalimat bernada serius Taehyung yang satu ini membuat Namjoon percaya bahwa Taehyung tidak sedang bercanda. Tapi pikirnya, siapa sosok Eris yang Taehyung kenal sebenarnya?

"Aku sedang tidak ingin diajak bercanda, Tae" emosi Namjoon sedikit terpancing. Bukan apa-apa, masalah pekerjaannya kali ini sudah sangat memusingkan, dan Taehyung malah berniat menambah beban pikirannya lagi. Lagipula darimana Taehyung bisa tahu siapa itu Eris? Paling bertemu saja sudah langsung kabur. Begitu pikir Namjoon.

Kali ini giliran Taehyung yang menatap tajam iris Namjoon. Tatapannya tidak main-main.
"Lihat aku. Kau bisa membedakan bagaimana aku ketika serius dan bercanda, bukan?"

Dan Namjoon seketika terdiam. Kata-kata Taehyung sukses membungkamnya. Pemuda itu benar-benar serius.

Helaan nafas panjang keluar dari mulut Taehyung. Kedua matanya memejam, lalu kembali terbuka dengan tatapan yang lebih lembut dari sebelumnya.
"Aku butuh kerjasama mu, kak. Ada orang yang harus ku lindungi"

"Tidak! Katakan dulu siapa itu Eris" sela Namjoon penuh tuntutan. Dia sudah sangat penasaran saat ini. Tidak bisa di toleransi lagi.

"Eris itu Jungkook. Kim Jungkook, adikku"

Mendengar kalimat itu, kedua mata Namjoon membola tak percaya. Jelas saja tidak percaya! Adik Kim Taehyung adalah seseorang yang kemarin masuk ke UGD bersama Jimin dalam keadaan kritis setelah hampir tenggelam di sungai. Namjoon akui bahwa dia manis, dan rasanya tidak mungkin kalau bocah semanis itu bisa menjadi antek-antek mafia. Mafia ternama pula. Apalagi bocah itu sering adu jotos dengannya. Sangat mustahil!

"Ku bilang jangan main-main, Tae!"

Kedua tangan Taehyung terkepal di atas meja. Sungguh dia sangat tidak ingin ada dalam situasi seperti ini. Dia merasa tidak nyaman membeberkan kebenaran tentang adiknya sendiri. Tapi jika tidak begitu, maka keinginannya tak akan terlaksana.

"Apa dimatamu aku selalu kelihatan main-main, kak? Apa saat kemarin aku berkata bahwa ayah sudah membawa Jimin pergi, kau juga menganggapku main-main? Apa ketika aku memberitahumu kalau ayah telah memperjualbelikan organ dalam secara ilegal kau juga anggap aku main-main?" kedua mata Taehyung memerah. Akhir-akhir ini emosinya memang sering tak terkendali. Mungkin efek dari perang batinnya selama ini.
"Lihat realita dari ucapanku yang kau anggap main-main, kak!"

Namjoon total terbungkam. Semua yang pemuda itu katakan benar adanya, bukan sekedar main-main. Hanya saja untuk yang satu ini, entah mengapa Namjoon tak berkeinginan untuk percaya.

"Aku butuh kuasa untuk menyelamatkan adikku. Aku sudah pernah melihat ayah mencoba untuk membunuh Jungkook, bukan tidak mungkin kalau dia akan kembali melakukan hal yang sama. Aku hanya tidak ingin kehilangan adikku untuk kali kedua, kak" runtuh sudah pertahanan Taehyung. Jujur, dia muak dengan semua drama ini. Dia ingin segera mengakhiri semuanya dan hidup bahagia dengan orang-orang yang ia sayangi.

"Setelah Han Gwang ada di tanganku, aku akan mengakhiri semuanya"

"Tae, ayahmu-..."

"Dia bukan ayahku, kak Namjoon!" Taehyung memotong kalimat Namjoon dengan cepat. Nafasnya memburu dengan derai airmata yang tak berkesudahan.

"Dia tak pernah anggap aku sebagai anak. Dia melihat aku sebagai lelakinya. Sebagai kekasihnya! Aku muak, kak!" mata Taehyung terpejam erat. Alasan kenapa dia tak pernah berani menatap kedua mata Gihwan adalah karena tatapan itu tak serupa dengan tatapan lembut seorang ayah. Tetapi tatapan seorang pria tua penuh gairah layaknya anak muda dan juga begitu menusuk. Taehyung benci hal itu. Selama ini dia menjadi anak penurut di mata Gihwan hanya karena dia tidak tahu akan pergi kemana setelah lepas dari sosok Gihwan. Tapi kini ada Jungkook, adiknya lah alasan kenapa dia bisa mendapatkan keberanian.

[✔] NALADHIPA || BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang