12 - Siratan Berduri 18 : 10

3.3K 430 180
                                    

"Jadi Gihwan adalah ayah angkat kak Taehyung!?" Jungkook tersentak tak percaya. Dia hampir saja menarik tangannya yang tengah diobati oleh Jimin jika tak lekas di tahan olehnya. Luka jahitan Jungkook hanya mengeluarkan darah, tidak harus dijahit ulang. Jadi Jimin hanya perlu membersihkan serta membalutnya kembali dengan kain kasa.

Mengabaikan pekikan Jungkook, Jimin memilih untuk mengalihkan arah bicara. Jujur, dia sudah sangat muak dengan Gihwan. Bagaimana cara pria itu tersenyum tadi sudah sangat berbeda dengan sosok profesor Kim yang dia kenal selama ini. Apa memang begini sifat asli Gihwan?

"Lukamu besar sekali, dapat dari mana?" tanya Jimin dengan tangan yang masih sibuk menangani luka memanjang di tangan Jungkook.

Sama seperti Jimin, Jungkook pun masih kukuh dengan pikirannya.
"Bagaimana kakakku bisa hidup berdua dengan pria brengsek itu, Jimin?" kali ini Jungkook menatap Jimin yang terdiam tanpa kata. Disaat yang sama pun Jimin juga balik menatapnya.

"Jimin, apa kak Taehyung tau kebenaran tentang Gihwan? Apa kakakku baik-baik saja selama ini? Pria bajingan itu tidak berbuat macam-macam pada kak Taehyung 'kan? Jimin, aku harus bagimana?" Jungkook kalut. Setelah tahu kebenaran ini, dia tidak yakin bisa tidur dengan tenang.

Didepannya, Jimin menghela nafas kasar.
"Jimin. Jimin. Jimin. Aku lebih tua darimu. Lima tahun, kuingatkan" ucapnya diakhiri dengan sentilan manja di kening Jungkook.

Jungkook memejamkam matanya singkat sebagai refleks. Tatapan khawatirnya berubah jadi tajam. Hampir saja Jimin tersedak ludahnya sendiri karena tatapan itu. Jungkook tidak pernah seseram ini sebelumnya.

"Kak Jimin, sejak kapan kau tahu hal ini?" tanya Jungkook yang sebenarnya merujuk pada Gihwan.

Ah, harusnya Jimin antisipasi pertanyaan ini dari awal, meskipun dirinya sendiri juga yakin bahwa Jungkook cepat atau lambat akan mempertanyakan hal demikian bagaimanapun juga. Sejujurnya pula, Jimin sebenarnya masih jengkel karena usahanya selama ini ternyata sudah gagal sejak awal.

"Kenapa kau bertanya?"

Jungkook menarik tangan kanannya dari pangkuan Jimin. Kebetulan juga lukanya sudah selesai terobati. Ia menghela nafas kesal. Jujur, Jungkook sangat kesal karena Gihwan tega memukul Jimin tadi. Jika posisinya menguntungkan, sudah pasti Jungkook akan segera membuat wajah Gihwan hancur.
"Aku yakin Gihwan tak akan tinggal diam apalagi setelah melihat ku ada bersamamu. Kau sendiri sudah pernah melihat bagaimana buasnya dia, bukan?"

Benar yang Jungkook katakan. Gihwan bukan orang sembarangan. Dia bahkan selama ini terlalu elok bersembunyi sampai akhirnya Jimin mengulik sendiri kebenaran mengenai pribadinya yang sangat mengerikan. Helaan nafas kasar Jimin keluarkan dari mulutnya. Sekali lagi dia menghindari tatapan Jungkook. Tapi percuma juga menghindar, Jungkook tak akan berhenti untuk mendapat jawaban.

"Aku dulu memiliki pasien seorang trainee. Dia berkata padaku bahwa dirinya akan segera debut setelah bertahun-tahun dalam masa pelatihan. Itu kali terakhir dia datang kemari sebagai pasien. Lee Nara namanya. Dia yatim piatu dan hidup seorang diri di Seoul" Jimin memejamkan matanya sejenak.

"Tapi malam itu dia datang padaku dengan wajah kacau. Dia bilang akhir-akhir ini dirinya sering diikuti orang asing sepulang sekolah. Puncaknya adalah ketika Nara mendapat kiriman paket berisi burung merpati yang kepalanya sudah terpenggal. Jadi, malam itu aku mengantarnya pulang setelah memberi wejangan dan sugesti bahwa semuanya akan segera berlalu. Namun aku memilih keputusan yang salah kala itu. Aku berbalik sebelum memastikan dia masuk ke dorm lebih dahulu. Seseorang sudah membawanya pergi. Aku baru sadar hal itu ketika mereka sudah berada jauh dari jangkauan ku. Karena tak ada waktu lagi untuk berpikir dua kali, malam itu tanpa persiapan apapun aku segera menyusul Nara yang sudah dibawa pergi entah kemana"

[✔] NALADHIPA || BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang