18 - Untuk Yang Terkasih 20 : 11

4.2K 465 347
                                    

"Jungkook hilang!!" seruan penuh kepanikan itu menggema di koridor rumah sakit kala Allen dan Yugyeom masih berusaha untuk mencari keberadaan Jungkook yang belum juga kembali sampai saat ini.

Tepat beberapa langkah sebelum bertemu, Yugyeom melihat Allen tampak mendorong sebuah Infus Stand yang telah lepas dari pemiliknya.

"Ini milik Jungkook. Aku ingat sempat menaruh ikat rambut disana" sahut Allen begitu keduanya berpapasan. Ikat rambut yang Allen maksud adalah miliknya. Niatnya dia ingin bermain dengan rambut panjang Jungkook, tetapi sang empu tidak mau. Karena takut mengamuk, Allen yang terlanjur gabut saat itu hanya memainkan ikat rambutnya dan berakhir tergantung di tiang infus milik Jungkook.

Jantung Yugyeom sudah berdebar kuat. Ini yang paling dia takutkan ketika Jungkook pergi seorang diri tanpa pengawasan. Terlebih, situasi saat ini masih tidak terkendali. Jungkook hilang, dan itu bukanlah yang baik sama sekali. Kedua tangan Yugyeom terkepal kuat. Netranya mengedar sekeliling hingga menangkap sebuah benda hitam yang terpasang di sudut atas sana.

"Kita periksa CCTV" hanya itu satu-satunya hal yang terlintas di pikiran Yugyeom. Allen pun sama sekali tak ada penolakan atas opsi itu. Jadi, keduanya segera bergegas menuju ruang operator untuk mengecek CCTV. Beruntung penjaga hari itu sedang baik hati sehingga mereka tidak perlu terlalu banyak drama.

Dalam rekaman yang mereka lihat, hanya menunjukkan saat Jungkook yang bangkit hendak kembali ke kamarnya, disusul dengan pria berbaju hitam yang langsung menyeretnya menjauh. Setelah itu, sama sekali tidak ada penampakan lain. Sepertinya Jungkook sudah mereka bawa menjauh dari kamera pengawas.

"Hanya satu orang. Kenapa dia berani sekali?" seru Allen yang masih tidak terima akan hilangnya Jungkook.

"Kurasa tidak" Yugyeom terdiam sejenak. Ia nampak memikirkan sesuatu dalam kepalanya.
"Bukankah tempat ini dekat dengan ruang penyimpanan? Disana biasanya tidak ada CCTV"

Kedua mata Allen melebar. Ia menahan nafas sejenak sebelum berucap seraya membalas tatapan Yugyeom.
"Kau berpikir seperti apa yang aku pikirkan?"

Tanpa butuh menjawab pertanyaan tadi, keduanya langsung berlari menuju tempat yang mereka maksud. Gudang rumah sakit. Tempat itu sangat sepi. Sama sekali tidak ada orang berlalu lalang. Pintu masuknya pun terkunci, jadi Jungkook tidak mungkin masuk kesana.

Allen menengok kesana kemari, mencari sesuatu yang sekiranya dapat ia jadikan petunjuk untuk menemukan keberadaan Jungkook. Hingga detik berikutnya, ia melihat kearah sebuah pintu yang entah menuju kemana. Allen mendekati pintu itu dan membukanya begitu saja, rupanya tidak terkunci. Dibalik pintu itu, dia bisa menyimpulkan bahwa kini dirinya sedang berada di bagian belakang gedung rumah sakit. Tempat itu biasanya digunakan untuk tempat parkir para karyawan seperti OB dan tukang masak disana.

"Yugyeom?" begitu Allen memanggil namanya, Yugyeom segera mendekat.

"Apakah mungkin jika Jungkook dibawa pergi lewat sini?" sama seperti Allen tadi, Yugyeom ikut mengedarkan pandangannya. Ada deretan sepeda motor yang terparkir rapi beserta beberapa sepeda gunung yang ikut terparkir disana. Tapi sepertinya, pintu ini bukanlah akses utama untuk mencapai area parkir khusus karyawan itu, dilihat dari bagaimana banyaknya barang yang menumpuk di samping kanan kiri pintu.

"Bisa jadi. Tapi disini tidak ada CCTV, bagaimana kita bisa tahu?" Yugyeom mulai frustrasi. Dia sama sekali tidak bisa berpikir jernih disituasi seperti ini.

Sejenak keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Siapa saja yang kemungkinan menjadi pelakunya, atau apa motifnya? Musuh Chrysaor itu banyak sebenarnya, walaupun biasanya mereka jarang cari masalah jika tidak dipancing.

[✔] NALADHIPA || BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang