Chan terkekeh. Namun alih-alih menunduk, pria itu mendesak tubuh Minho untuk mundur hingga terhalang kaca besar di belakangnya.
"Heh kakak"
Chan mengangkat pinggang Minho dengan kedua tangannya, menahan badan istrinya diantara badan besarnya dan kaca dibelakang. Refleks saja, tangan Minho melingkar di leher Chan walaupun Chan memegang pinggangnya dengan erat.
"Dah, adek udah lebih tinggi dari kakak. Pasangin dasinya"
Senyum lebar Chan tak ayal juga membuahkan senyum manis di bibir Minho. Suaminya ini benar-benar.
"Dah. Selesai"
Minho mengakhiri sesi mari-pasang-dasi-kak-suami dengan membubuhkan kecupan di leher yang lebih tua.
"Adek, kakak mau kerja"
"Hng? Terus? Kan adek gak larang kakak kerja"
Chan mengecup bibir merah istri mungilnya.
"Tapi adek godain kakak. Gimana kalo kakak gajadi kerja terus kita peluk peluk aja di kamar sampe malem"
"Ih, gaada ya!! Cari duit yang bener buat adek"
Minho memukul dada Chan dengan gemas, membuat suaminya yang sangat bucin itu tergelak keras.
Chan menurunkan Minho dengan hati-hati, setelah itu menggenggam tangannya dan mengajak turun untuk sarapan.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.