Minho mengelus perutnya yang sudah mulai menggembung kecil dengan lembut. Belum membesar, namun perutnya sudah tidak ramping seperti dulu tentu saja.
"Eh? Kok adek punya lemak?"
Tangan kecil itu menemukan segelambir kulit elastis saat tidak sengaja menjarah ke bagian pinggang. Dengan gemas mencubit-cubit pelan gelambir kulit berisikan lemak itu.
"Aaa~ Kok ada lemaknya??"
CKLEK
"Kakak, adek punya lemak~ Gimana ini?"
"Hah?"
Chan yang baru kembali dari kantin rumah sakit untuk membeli kopi tentu saja bingung karena tiba-tiba disodori pertanyaan penuh rengekan oleh istri cantiknya.
"Adek genduttt"
Kedua mata indah itu mulai berkaca-kaca karena suaminya hanya menatap terbengong seperti orang bodoh.
Chan menurut, menyodorkan sebelah tangannya yang langsung dibawa Minho ke pinggang.
"Hm?"
"Tuh kan~ Adek punya lemak huweee~"
Chan mencubit lembut lemak yang dimaksud istrinya. Benar sih, ada sedikit gelambir disana.
"Cuma dikit ini, adek. Gapapa"
"Huweee gamauuu~"
"Gapapa. Adek makin cantik kalo montok"
"Kakak mah!!! Adek mau timbang dulu. Terus diet"
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Setelah drama lemak yang bergelambir dipinggang tadi, Chan dipaksa Minho untuk membawakannya timbangan. Tidak peduli Chan harus meminjam ke perawat atau membelinya sekalian. Minho butuh timbangan sekarang. Rightnow. Titik.
Chan benar-benar membelinya tentu saja. Mana mau dia meminjam sambil memelas kepada perawat.
"Nih timbangan adek"
"Makasih kak suami, adek sayang kakak"
Bonus kecupan kilat dibibir yang lebih tua.
Dengan takut-takut, Minho mulai menaiki timbangan badan yang telah Dia letakkan di lantai.
Mulai dengan satu kaki, Minho melirik kebawah dan menemukan hanya tertulis 1kg dilayar timbangan. Tentu saja, berat badannya masih menapak di lantai.