Minho kesal sekali hari ini. Moodnya benar-benar buruk sejak kemarin. Tentu saja, bagaimana Dia bisa tidak kesal saat pacarnya sama sekali tidak menghubunginya sejak kemarin. Kemana sih si tua bangka itu. Ingin sekali Minho menggigit pundak pacarnya sampai lepas kalau sudah bertemu nanti.
Ah, haruskah Minho selingkuh saja? Dia kan cantik, pasti banyak yang mau.
Huh. Bagaimana bisa ChanㅡPacarnya yang bodoh itu mengacuhkannya selama dua hari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lihat. Dia secantik ini tapi pacarnya tidak menghubunginya sama sekali selama dua hari penuh. Apa Chan sudah bosan padanya? Apa Minho kurang cantik?
"Aaa~~ Adek kesellll"
"Kak Chan awas ya, Adek pukul nanti kalo ketemu"
"Adek dudukin sampe kempes"
"Iihhh sebel"
Berakhir dengan ponselnya yang dilempar asal ke sofa oleh sang pemilik.
Minho bosan.
Dia hanya gelundungan seharian ini.
Tolonggg, Minho bosannn.
Tepat ketika Minho merubah posisinya dari duduk menjadi berbaring di sofa dengan posisi pantat hingga kakinya berada diatas sofa dan kepalanya berada di karpetㅡrandom sekali, bel di apartemen yang Dia tinggali bersama Chan berbunyi.
Jadi dengan malas sambil menyeret langkahnya ogah-ogahan, Minho membuka pintu apartemennya.
"Hng? Gaada orang"
Sebal karena merasa di prank, Minho sudah akan menutup pintunya keras-keras. Namun, dia melihat sebuah kotak berwarna putih dengan pita biru saat menoleh ke bawah.
"Kok ada paket? Adek kan gak pesen apa-apa"
Minho berjongkok di depan kotak misterius itu, mendorong pelan si kotak dengan jari telunjuknya.
"Kalo isinya bom gimana?"
Minho menghabiskan beberapa menit hanya untuk berjongkok sambil menoel-noel kotak putih itu.
Mungkin karena sudah lelah dan kakinya sedikit kesemutan, si manis akhirnya memilih membawa kotak itu kedalam. Melemparnya ke lantai begitu sampai di ruang tengah, Minho ingin memastikan apakah kotak itu berisi petasan. Tapi tidak ada yang meledak. Jadi, mungkin kotaknya aman.
Minho memungut kembali kotak itu, membawanya ke pangkuan lalu mulai melepas pita yang melilit si kotak dengan hati-hati.
"Oh? baju?"
Bukan bom atau petasan yang dia temukan di dalamnya, melainkan sepasang baju berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam. Oh? Baju itu dua lapis, lapisan dalamnya begitu tipis dan sangat transparan. Sedangkan lapisan luarnya cukup tebal, namun sangat pendek, Minho tebak hanya sampai atas pusarnya jika dipakai.
Apa-apaan. Siapa yang mengirim baju ini?
Setelah mengeluarkan seluruh baju dalam kotak, Minho menemukan amplop yang juga berwarna putih di bagian paling bawah kotak.
Dari Kakak. Buat Dek Ino
Begitulah tulisan tangan yang ada di bagian depan amplop.
"Dasar tua bangka mesum. Pantes bajunya gak normal begini. Ew"
Minho membuka amplopnya, menemukan kertas putih yang dilipat menjadi dua bagian didalam sana.
Adek dandan yang cantik ya. Nanti jam tiga dijemput. Kakak tunggu di pantai ya, Sayang. Love u.
Aih. Begini saja Minho sudah tersenyum. Melupakan rasa kesal dan dendamnya pada Chan yang sempat meluap-luap tadi.
Jadi, Chan mengajaknya kencan di pantai? Dengan pakaian seperti ini?
Oke. Baiklah. Minho harus segera mandi dan bersiap-siap sekarang.
Ah. Apa Minho juga harus menyiapkan kejutan untuk Chan? Dengan hanya mengenakan lapisan baju transparan yang tadi misalnya?
Tidak tidak. Konyol sekali. Bagaimana dia bisa pergi keluar dengan baju transparan. Sama saja dengan tidak mengenakan baju.
Dasar otak kotor. Minho memukul kepalanya pelan.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Hahaha. Hai sahabat. Kepalaku kehabisan ide. Judulnya bonus corner karena isinya emang cuma bonus. Sebut aja flashback waktu kak suami dan dek istri belom nikah. Dah. Baibai