Sepuluh: Infus

5.1K 528 137
                                    

"Kakak!!!! Kaaaakkkk!!!"

Ribut sekali. Kenapa lagi istri kecilnya itu?

Chan yang sedang menuntaskan panggilan alamnya di kamar mandi kelabakan. Membasuh tangannya dengan kecepatan kilat.

"Kakakkk hikss"

Betapa terkejutnya Chan melihat istrinya terduduk di lantai dengan pipi yang sedikit berdarah dan...

kacau sekali.

Tiang infusnya roboh. Jarumnya tercabut dari tangan si manis. Membuahkan aliran darah disana.

"Astaga adekk!!"

Chan menghampiri Istrinya yang sudah menangis sesenggukan, mengangkatnya keatas ranjang.

"Aduh sayang. Kok bisa jatuh?"

"Hiks. Adek mau pipis hiks. Lupa infusnya ga dibawa. Tiangnya hiks rubuh, adek kesandung. Jatuh. Huweee"

Aduh.
Benar-benar ya Bang Minho ini.

Chan menepuk jidatnya saat mendengar penuturan yang lebih muda. Dengan sigap, tangannya menekan tombol merah disamping ranjang.

"Bentar ya, Sayang. Dokternya lagi kesini"

"Hiks"

"Cup cup. Sakit hm? Udah udah gapapa. Jangan nangis"

Chan mengelus pelan dahi dan pipi istrinya, menghindari area yang terluka. Mencoba menenangkan si kecil yang belum berhenti menangis.

"Sakitt~"

"Cup cup. Sabar ya"

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Huwaaaa nggak mauuu. Adek gamau ditusukkkk"

Minho memberontak dengan sekuat tenaga didalam pelukan suaminya sambil menangis sekeras yang Dia bisa.

Kenapa lagi si manis ini?

Tentu saja karena kejadian tersandung infus tadi. Jarum infus di tangannya tercabut dan Minho harus mendapatkan yang baru.

Minho takut jarum. Dia tidak mau disuntik. Tidak mauuuu.

"Kakak hiksss. Gamauu. Adek gamauu~~"

"Bentar aja, Sayang. Gak sakit kok, hm?"

"Enggaaaa. Gak mauuu. Sakittt"

"Adek"

"Enggaaaa"

"Adek, dengerin kakak"

JUST BANGINHO THINGS [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang