Dua belas: Bukit Belakang

4.8K 473 107
                                    

"Kakak, cepetan!!!"

Lambat sekali suaminya itu.

Minho sudah duduk dengan manis di karpet yang bagian atasnya diberi kasur tipis lumayan empuk yang digelar di bukit belakang rumah mereka.

Ah ya, Chan dan Minho akan piknik kecil-kecilan hari ini. Pemuda manis itu sudah cukup sulit untuk berjalan dalam waktu yang lama karena kandungannya sudah berusia tujuh bulan. Jadi, mereka hanya pergi ke bukit belakang rumah yang berada disebelah taman bunga. Tidak apa, disana cukup luas dengan pemandangan indah dari bunga-bunga di taman yang dirawat Minho seperti anaknya sendiri.

"Iya sayang iya"

"Lama ih"

"Heh bawaan kakak kan banyak"

Setelah menurunkan beberapa bantal dan sebuah keranjang berisi makanan yang tadi Chan tenteng, pria itu menyusun bantal-bantalnya agar dapat dijadikan sandaran untuk punggung istri kecilnya lalu duduk dengan manis disebelah Minho.

"Kembar nendang adek, Kak"

Chan merebahkan tubuhnya, meletakkan kepalanya di paha istrinya dan menghadap ke perut besar Minho. Mengecupnya dua kali lalu mengelus-elus perut yang lebih muda.

"Hai kembar, ini Ayah"

DUK DUK

"Hehe geli"

"Jangan kenceng kenceng ya nendangnya, anak Ayah. Nanti buna sakit"

"Kembar nurut kalo ada kakak doang. Kalo kakak kerja, mereka main sepak bola didalem."

"Kembar pengen ajak adek main juga, makanya mereka isengin adek mulu"

"Mana ada. Nanti kalo kembar udah gede mau adek ajak masak-masakan aja"

"Main bola dong, masa masak-masakan"

"Biar pinter masak lah. Gak kayak kakak yang cuma pinter bakar dapur"

"Jahatnya adek"

"Ujujuju ngambekan dasar"

Minho mengangkat kepala suaminya karena Dia tidak bisa menunduk, lalu mengecup bibir seksi itu sekilas.

Entah bagaimana ceritanya, kemeja yang Minho kenakan sudah terbuka semua kancingnya beberapa saat kemudian.

"Kalo ada orang lewat gimana, Kak?"

"Gaada, Sayang. Pager kita tinggi"

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Capek?"

"Hng. Kakak nakal sih"

"Adek kan mau juga"

BUK

Satu tinjuan kecil mendarat di dada yang lebih tua.

JUST BANGINHO THINGS [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang