Tiga belas: Dada Adek

5.3K 468 48
                                    

"Akhirnya, Cinderella dan pangeran hidup bahagia selamanya. Selesai"

"Lagi, Kak"

"Lagi? Adek gak ngantuk?"

"Kembar gak ngantuk. Gerak-gerak mulu dari tadi"

CUP

Chan mengecup perut besar itu dengan gemas. Anak-anaknya didalam sana memang tidak berhenti menendang-nendang kecil perut Minho sejak Chan memulai dongengnya tadi.

"Anak-anak Ayah kenapa sih gabisa diem, hm? Gak ngantuk?"

"Engga, Ayah. Masih mau main sama Ayah"

Minho menjawab pelan sembari menaikkan nada suaranya, membuat kesan mirip suara anak kecil.

"Buna ngantuk tuh. Gak kasian sama buna, hm? Kalian tendangin terus dari tadi"

"Hm... Kak"

Minho meraih tangan Chan yang mengelus perutnya, dengan pelan menyatukan jemari mungilnya diantara jemari kekar sang suami.

"Adek kenapa?"

"Adek... mau ngomong. Tapi malu"

Pelan sekali. Minho berbisik sambil menunduk.

"Kenapa malu, Sayang?"

"Sebenernya... dari kemarin tuh"

Minho menjeda ucapannya agak lama, membuat Chan gemas lalu meraih dagu sang Istri agar wajah cantik itu tidak lagi menunduk.

"Kenapa, Adek?"

"Dada adek sakit"

"Eh? Adek sakit? Kok bisa sakit?"

Dengan panik, Chan mulai memegang pipi istrinya, suhunya normal. Naik ke dahi, suhunya normal juga.

"Hngg... Tadi Adek nanya Seungmin. Katanya normal kalo kadang dada Adek sakit waktu lagi hamil. Katanya... suruh minta bantuan Kakak"

Suara yang lebih muda semakin mengecil dan terus mengecil hingga ujung kalimat yang keluar dari bibirnya.

"Kakak? Kakak harus ngapain?"

"Gini"

Minho membawa tangan kekar yang tadi Dia genggam kearah dadanya, menempelkan tangan sang suami kesana.

Chan bingung, Dia harus apa?

"Elusin, Kak. Biar gak sakit lagi"

Elus elus.

Yang lebih tua menurut, mengelus pelan dada sang istri yang kini terlihat lebih berisi itu.

"Gini?"

"Nghh... Iya, enak"

Heh.
Chan tersenyum kecil melihat sang Istri yang terpejam mengikuti elusannya yang semakin berani. Pria itu kini menyusupkan tangannya kedalam jubah tidur Minho, membuat tangan kekarnya bersentuhan langsung dengan kulit sang istri.

"Seungmin bilang apa lagi, Sayang?"

Pria itu berbisik tepat ditelinga yang lebih muda, sesekali mengecupnya ringan.
Posisinya sudah berubah, Minho duduk bersandar ke dada sang suami, membelakangi Chan yang duduk bersandar di kepala ranjang.

"Pijithh... biar dada Adek gak kaku terus sakit"

Perlahan, jemari Chan mulai menekan, kemudian memijat daging dalam genggaman tangannya dengan lembut.

"Gini?"

"Iyahh..."

"Adek jangan desah, Kakak gabisa nahan"

JUST BANGINHO THINGS [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang