43 - Permohonan

3.6K 331 94
                                    

Seminggu sudah Ujian Akhir Semester yang Rizky lalui, dan dirinya sudah memasuki libur panjang. Tak di sangka dirinya akan memasuki Semester ke empat.

Hari ini, tepat di malam Minggu nanti, Rizky sudah membulatkan keputusan untuk bekerja sama dengan Vano---menjadi Vokalis di Cafenya itu. Beruntungnya Rizky karena Vano mengizinkannya untuk mengajak teman-temannya menghadiri hari pembukaan Live Music itu, Rizky putuskan untuk mengajak Al, Bara, dan Nino, serta teman Teknik lainnya yang menurut Rizky dekat saja.

Untuk Aldi, itu sudah pasti. Bahkan Ibunya saja mengharuskannya untuk selalu pergi bersama Aldi. Yang katanya, takut terjadi apa-apa.

Iya deh...

Rizky tengah bersiap-siap, dengan keadaan selesai mandi dan handuk yang menempel di pinggangnya. Ia menimbang-nimbang baju apa yang harus ia pakai nanti.

Rizky menyibak gantungan baju lemarinya, begitu banyak pilihan sampai Rizky bingung.

Sweater? Bosan.

Hoodie? Terlalu sering pakai.

Jaket denim? Tak mau di sangka Dilan nantinya.

Kemeja? Terlalu mainstream.

Kaos oversize? Terlihat biasa saja.

Baju batik? Maaf, Rizky bukan mau kondangan.

Bikini? Oke, itu sudah sangat melenceng.

Karena terlalu pusing memilih baju, jadi option pertama menjadi pilihan Rizky. Sebuah Sweater Putih yang di padukan kemeja Biru Langit di dalamnya, plus Celana Chino berwarna Abu gelap.

Oke, Rizky sudah rapi saat ini.

Karena sekarang ini masih pukul enam lewat sore, Rizky melaksanakan Sholat Maghrib terlebih dahulu sembari menunggu Aldi datang.

Usai Sholat, Rizky kembali menatap dirinya di pantulan Cermin. Menatap wajahnya yang menurutnya sedikit kurus dan terdapat beberapa bekas luka samar di bagian hidungnya.

Gara-gara sakit membuat keadaannya sangat buruk.

Luka itu, membuat dirinya teringat akan kejadian yang lalu.

Di mana kejadian bak drama Novel, berjalan di bawah naungan hujan, menutupi air matanya yang mengalir deras. Melihat sepasang kekasih yang kasmaran dengan romansa tindakan, melupakan keadaan sekitar yang mereka anggap dunia milik berdua.

Rizky tanpa sadar terkekeh geli---tawa yang menurutnya begitu menyedihkan. Usaha yang ia lakukan tak membuahkan hasil, bahkan dirinya sudah terluka---baik luar maupun dalam.

Bisa di katakan Rizky bodoh, karena sejak detik ini pun ia masih memikirkan tentang Cowok yang tak tahu kabarnya saat ini. Ah, ia sudah melihatnya tempo hari, tetapi ia lebih memilih menghindar.

Karena Rizky tahu, menengok ke belakang dan menghampiri sama saja melukai dirinya lagi.

Rizky menghembuskan nafasnya, Ia tak boleh seperti ini setiap hari. Cukup kemarin dirinya sudah merepotkan banyak orang.

Walaupun dirinya masih mencintainya, biarkan itu tersimpan di dalam hatinya. Sekeras apapun usahanya itu semuanya percuma. Rizky bukan apa-apa lagi.

Rizky hanya bisa berpura-pura lupa, untuk saat ini. Mungkin seterusnya. Atau lupa sungguhan?

Sebuah ketukan pintu tanda orang yang di tunggu datang. Aldi sudah ada di luar rumah, dengan membawa Mobil yang selalu ia gunakan saat berangkat ke Kampus. Seperti biasa, Aldi selalu ganteng saat ini, ah... bahkan di setiap harinya.

*****

Oke, Rizky pikir Teman-temannya Vano itu hanya sebagian. Tetapi dugaannya salah.

LUPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang