22 - Sweet Moment

3.3K 271 36
                                    

Dinginnya pagi hari sangat menusuk kulit, membuat orang yang bergelut di dalam selimut itu menggeliat, kedinginan. Di tambah AC yang menyala sejak tadi malam, hanya berdo'a agar tubuhnya tak menjadi es.

Tetapi, dinginnya hari ini membuat Rizky nyaman. Walaupun ada selimut yang sedang menghangatkan tubuhnya, tetapi ada sesuatu yang kekar membekap perut Rizky. Membuat Rizky enggan membuka mata.

"Ky, Rizky! Bangunnnn! Sarapan duluuu. Kamu harus temenin Mbakk kamu!!" Teriak seseorang dari luar kamar---Yogi.

"Ngghh.." Rizky---kembali menggeliat dan mengumpulkan nyawanya yang sedang berkelana. Saat dirinya sudah sadar sepenuhnya, ia mencoba bangkit. Tetapi, ada sesuatu yang menahan tubuhnya.

"Nghhh, Kakak masih mau susu, Bu.." Racau seseorang.

Rizky loading sejenak, saat merasakan hembusan nafas teratur di bagian telinganya, ia pun sadar. Manik mata Rizky menajam dan menunduk, menatap tangan kekar dan hangat itu yang masih memeluknya.

Ingin Rizky berteriak!

Tetapi tidak jadi karena dirinya tak mau di sangka orang gila.

"T-Tyo, bangun.." Ujar Rizky terbata-bata. Ini bukan kali pertamanya ia di peluk oleh Tyo, tetapi tetap saja membuat jantungnya tidak sehat.

"Bu, Kiki semalem nakal."

"Hah?"

Tyo sedang mengigau kah? Tentu itu, wajah damai Tyo sangat nyaman memeluk dirinya. Ia juga ingat saat semalam Tyo membuka bajunya dan ia tak mengenakan baju apapun. Karena sudah terbiasa tidur tanpa baju. Satu lagi,

Tyo memimpikan dirinya.

Ah, ia jadi malu..

"Tyoo, bangunn," Rizky menepuk pelan pipi Tyo berkali-kali, matanya melirik Jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit pagi. "Ayo bangun Tyo, sarapan."

Tyo melepaskan pelukannya itu dan menggeliat, membuat Rizky menghela nafas lega.

Tyo mengerjap. "Dingin banget sih," Tyo mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya di tepi kasur. "Pasti aku tidur meluk kamu, 'kan?"

Wajah Rizky bersemu, mengapa Tyo bisa menebak hal seperti itu. "Iya, sampe aku gak bisa nafas lagi. Salah kamu, udah tau dingin, pake AC, buka baju lagi." Ucap Rizky beranjak dari tempat tidurnya. Merapikan selimut yang sangat berantakan.

"Namanya udah biasa buka baju. Tapi..." Mata Tyo melirik Rizky yang sibuk melipat selimut. "Badan kamu enak juga buat di peluk."

Dengan mendengus, Rizky yang sudah merapikan selimut itu ia lemparkan tepat di wajah Tyo.

"Aaaaaagggrh!" Teriak Tyo saat selimut itu tepat mengenai wajahnya.

"Di pikir ini tubuh bantal guling apa? Cepet cuci muka, sarapan! Udah di tunggu Mbak Renata tuh."

Rizky berjalan keluar terlebih dahulu. Bukannya apa, tetapi saat Tyo berkata seperti itu membuatnya malu. Ah, kenapa Tyo suka menggodanya?

Sedangkan Tyo hanya cemberut.

Rizky menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya, setelah itu ia berbalik menuju meja makan. Bisa ia lihat Tyo yang juga masuk kedalam kamar mandi.

"Eh, Temen kamu nginep sini juga? Baru tau Mbak." Ujar Renata di sela mengunyahnya.

Rizky mengangguk dan duduk di tempat yang kosong, ia mengambil Nasi Uduk yang ada di meja, Rizky juga berinisiatif mengambil Nasi itu untuk Tyo.

Mencoba belajar menjadi suami yang baik kepada suaminya.

LUPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang