8 - Galau Tertunda

5.1K 426 17
                                    

Beberapa hari kemudian, Rizky bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Hari ini kuliah sudah mulai aktif dan hari pertama yang akan cowok itu pelajari yaitu Matematika. Dulu, saat SMA, Rizky paling benci dengan pelajaran yang sangat menguras otak itu. Tetapi entah mengapa rasa bencinya itu berubah menjadi suka dan bahkan Rizky dengan menggebu-gebunya datang lebih awal agar ia tidak telat sedikit pun pelajaran itu.

Dan untuk saat ini, Rizky lebih santai dari pada hari-hari biasanya. Rizky yang biasa pergi pukul setengah empat sore, kini datang lebih lambat. Entah mengapa akhir-akhir ini moodnya sedikit memburuk.

Bukan tanpa alasan ia seperti ini. Rizky masih mengingat betul ucapan Al tempo hari, di tambah Tyo yang tak pernah menampakkan batang hidungnya. Ia bahkan  tak chattingan dengan cowok Ekonomi itu.

Rizky seperti remaja galau yang hilang kabar oleh seseorang.

Tetapi..

Tyo itu siapa Rizky, huh?

Beberapa saat kemudian, Rizky telah sampai di kampus. Ia berjalan gontai dan menaiki anak tangga. Banyak anak-anak baru yang melihat Rizky dengan tatapan penasaran dan juga kagum, karena selama beberapa hari kemarin Rizky tidak datang ke kampus. Mereka memandang Rizky karena mereka tak tahu jika ada Mahasiswa berparas lucu, manis, dan tampan seperti itu secara bersamaan. Di tambah rona merah alami yang ada di pipi cowok itu.

Yang di tatap pun tidak perduli dan tetap berjalan sampai masuk kelas dan untungnya Dosen yang mengajar belum datang.

*****

"Ky, kamu kenapa? Dari tadi kayak lemes gitu." Ujar Al yang tengah menyantap Mie Ayamnya.

Rizky, Al, dan dua temannya lagi yaitu Bara dan Nino tengah berada di kantin kampus. Di Kampus ini terdapat Kantin pusat, dimana semua anak dari masing-masing Prodi dan juga pekerja Swasta menjadi satu.

Rizky jarang sekali ke kantin ini karena alasannya yaitu jauh, dan di Teknik juga sudah memiliki kantin sendiri walaupun tak selengkap kantin pusat.

"Gak enak badan, mungkin.." Jawab Rizky pelan, bahkan seperti gumaman. Rizky menyeruput Jus Mangga yang ia pesan, tanpa membeli makanan.

"Gak usah sok galau. Gaya kamu kayak orang putus cinta, heh... sadar diri kamu itu jomblo!" Ujar Bara dengan nada di buat-buat seperti orang judes dan galak.

"Bawel deh Mami, jomblo teriak jomblo. Harus di inget kalo aku itu single, bukan jomblo."

Rizky lebih suka memanggil Bara dengan sebutan 'Mami'. Karena mulut Bara yang sangat blak-blakan dan juga cerewet seperti Ibu-Ibu. Tetapi Bara memang mood booster Rizky di saat ia galau entah gara-gara apa.

"Eh, di bilangin ngeyel ya! Inget, aku itu Mami kamu. Jangan kasih nasihat kamu itu single atau jomblo. Intinya belum ada pasangan."

Dan satu lagi, Rizky kadang susah untuk membalas ucapan Bara. Karena ada saja jawaban dari cowok itu.

"Iya, terserah Mami deh. Nurut aja."

"Mami bacot, gue gak suka dengernya." Satu lagi, Al juga suka membalas ucapan Bara dengan lebaynya.

"Tenang dan santai, bro. Kita habiskan makanan ini dulu, baru kita ngobrol panjang lebar. Sambil mengopi bersama."

Krik.. krik..

Baik Rizky, Al, dan Bara sama-sama memasang wajah datar saat Nino berbicara layaknya orang dewasa—atau lebih tepatnya seperti Bapak-bapak.

"Ya whatever, Dude! Gue mau makan." Al memakan kembali Mie Ayamnya.

LUPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang