46 - Tangis

3.4K 296 90
                                    

Malam harinya, tepatnya pada pukul setengah delapan. Keluarga Rizky sudah pergi ke luar kota dengan total orang yang cukup banyak, jadi mereka membawa Mobil Empat.

Ah, Untuk beberapa hari ini Rizky akan sendirian di Rumah. Tanpa seorang pun.

Rizky berdiri di depan pagar sembari melihat keluarganya yang pergi menjauh, hari ini ia sudah meminta izin untuk off beberapa hari karena ia tak mau meninggalkan Rumahnya. Semua orang ikut, kecuali Renata yang ternyata lebih memilih tinggal di tempat mertuanya ketimbang ia harus bersama dirinya di Rumah ini.

Entah, ada dendam apa sampai Mbaknya benci dengan dirinya. Semoga anaknya mirip dengannya nanti, Amin lagi.

"Jadi sepi ya sekarang."

Oh ya, Rizky lupa dengan satu mahkluk yang masih ada di Rumahnya. Tyo enggan pulang semenjak ia datang sedari siang tadi. Membuat Rizky mendesah malas.

"Kamu ambil off hari ini ya? Gimana kalo kita jalan."

Rizky berbalik, menatap malas Cowok yang berdiri di depannya itu.

"Gak, alasan aku gak ikut juga karena mau jaga Rumah. Sekarang kamu pulang aja, aku mau istirahat."

Rizky berjalan masuk ke dalam Rumah, namun Tyo mengikutinya dari belakang tidak pulang. Rizky masih diam, tahan... tahan. Jangan sampai ia menyembur Cowok itu dengan kata-kata bijaknya.

Rizky masuk ke Rumah pun Tyo masih mengikuti, saat menuju dapur juga sama. Mau minum pun ia masih mengekori. Ke ruang tengah pun begitu. Hal itu tentu membuatnya geram.

"Kalo masih mau di Rumah aku, jangan ngikutin!!" Kesalnya sedikit membentak, lalu melangkah menuju kamarnya.

Tyo sedikit kaget, tapi tak mengurungkan niatnya untuk tetap mengikuti Cowok itu.

Tyo mencoba bandel saat ini.

Kini Rizky berada di meja belajarnya, ia sedang melakukan kegiatan favoritnya yaitu melukis. Ah, Cowok itu semakin hari semakin jago saja dalam bidang seni lukis.

Kalau di ibaratkan Rizky itu paket yang sangat komplit---menurut Tyo. Ia pintar dalam hal melukis, pintar dalam hal berbau musik, dan pintar pula bernyanyi. Bukan itu saja, penampilan yang begitu menunjang, wajah khas Indonesia-nya namun di kategorikan ganteng bercampur manis. Tinggi badannya juga lumayan---tak jauh beda dengan dirinya. Ah, jangan lupa pipi merona malu yang menjadi nilai plus untuk Rizky. Satu hal yang membuat Tyo suka.

Tyo yakin jika banyak orang di luar sana yang menyukai Rizky---termasuk dirinya saat ini, dan bodohnya ia mengabaikan perasaan tulus itu.

Ya, bisa di katakan cintanya datang terlambat.

"Kamu lukis siapa itu?" Tanya Tyo penasaran---dengan nada yang di buat selembut mungkin, tak mau mengganggu waktu Rizky karena ia sedang fokus. Sangat fokus malah.

Rizky melirik sejenak, lalu kembali ke aktivitasnya---enggan membalas ucapan itu. Jujur, ia nampak narvous saat ini. Bagaimana tidak, ia sedang melukis idolanya---Eunwoo Astro (ada yang tempe?). Namun di sampingnya ada Cowok yang ia sukai, sedang memperhatikannya. Jadi Rizky putuskan untuk diam saja.

Menurut kalian, apakah rasa suka kepada seseorang yang masih di sukai dan telah menyakiti kalian akan hilang begitu saja? Jawabannya tentu tidak. Perlu waktu yang amat panjang untuk melupakan, bahkan banyak dari sekian orang yang gagal Move On---bisa berbulan bahkan bertahun-tahun, atau tidak sama sekali. Termasuk Rizky, tidak mungkin ia bisa melupakan sosok Cowok yang pernah menyakitinya dengan cepat, dan secara tiba-tiba ingin berubah dan ingin membuka hatinya.

Rizky gagal dalam hal melupakan.

Diamnya Rizky membuat Tyo tersenyum maklum. Rizky jutek, cuek, dingin---bahkan sering terabaikan seperti ini, memang bukan keinginannya, ini murni kesalahan yang telah Tyo buat. Jadi itu wajar.

LUPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang